ESTIMASI SUMBERDAYA TERUKUR ENDAPAN NIKEL LATERIT DENGAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTING DAN NEAREST NEIGHBOUR POINT BERDASARKAN PENGARUH KEMIRINGAN LERENG (Studi Kasus: Blok X, PT Tiran Indonesia, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara) = ESTIMATION OF MEASURED RESOURCES OF NICKEL LATERITE DEPOSITS USING THE INVERSE DISTANCE WEIGHTING AND NEAREST NEIGHBOUR POINT METHOD BASED ON THE INFLUENCE OF SLOPE (Case Study: Block X, PT Tiran Indonesia, North Konawe, Southeast Sulawesi)

Proses estimasi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kemiringan lereng yang merupakan salah satu faktor pembentukan endapan nikel laterit. Kemiringan lereng sangat penting untuk diketahui dalam menentukan persentase keberadaan kadar serta ketebalan endapan nikel laterit sebagai salah satu perencanaan eksplorasi serta eksploitasi dalam rangka meningkatkan hasil produksi penambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kemiringan lereng terhadap ketebalan serta tingkatan hubungan kedalaman zona endapan terhadap kadar Ni, mengetahui hasil estimasi sumberdaya nikel laterit menggunakan metode IDW dan NNP, mengetahui selisih dan faktor penyebab selisih hasil estimasi sumberdaya menggunakan kedua metode tersebut serta dapat memberikan rekomendasi kemiringan lereng dan metode yang lebih presisi dalam melakukan estimasi sumberdaya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa kemiringan lereng memiliki pengaruh terhadap ketebalan zona limonit sebesar 69% dan 83% pada zona saprolit dengan arah hubungan negatif dimana semakin meningkatnya derajat kemiringan lereng akan menyebabkan penurunan ketebalan zona limonit dan saprolit, tingkatan hubungan kedalaman zona limonit terhadap kadar Ni memiliki tingkatan hubungan sedang – kuat dengan arah hubungan positif sedangkan pada zona saprolit memiliki tingkatan hubungan rendah – sedang dengan arah hubungan negatif. Hasil estimasi sumberdaya nikel laterit pada kemiringan Tipe I menggunakan metode IDW diperoleh tonase 17.230 ton sedangkan metode NNP diperoleh tonase 14.794 ton. Pada kemiringan Tipe II menggunakan metode IDW diperoleh tonase 26.588 ton sedangkan metode NNP diperoleh tonase 23.612 ton. Pada kemiringan Tipe III menggunakan metode IDW diperoleh tonase 237.491 ton sedangkan metode NNP diperoleh tonase 234.626 ton. Hasil estimasi yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil analisis regresi linear hal ini disebabkan karena adanya sebaran spasi titik bor yang tidak merata pada tiap tipe kemiringan lereng dan data ketebalan yang ada merupakan data ketebalan semu bukan ketebalan sebenarnya. Berdasarkan hasil data penelitian kemiringan lereng agak landai – landai lebih relevan dalam menentukan persentase keberadaan endapan nikel laterit, sedangkan metode IDW lebih relevan digunakan dibandingkan metode NNP untuk endapan yang memiliki sifat tidak homogen seperti nikel laterit. Didapatkan selisih hasil estimasi pada tiap tipe kemiringan lereng yaitu 14,1%, 11,2% dan 1,2%. Faktor penyebab perbedaan hasil sumberdaya dengan kedua metode dikarenakan metode IDW mempertimbangkan nilai kadar yang ada pada titik di sekitarnya sedangkan metode NNP hanya memperhitungkan nilai titik yang paling dekat.