Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Organik di Pulau Barrang Lompo

Pulau Barrang Lompo merupakan wilayah yang sangat beresiko dalam hal persampahan. Hal ini disebabkan karena kelurahan tersebut terletak di pulau, sehingga masyarakat berpotensi membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, dan laut, selain itu, keberadaan Pulau Barrang Lompo yang cukup jauh dari daratan utama Kota Makassar dengan jarak sekitar sebelas kilometer mengakibatkan sulitnya akses yang tersedia dalam hal pengelolaan persampahan. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menghitung jumlah timbulan sampah organik pada saat ini dan proyeksinya selama lima tahun ke depan terhadap kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah organik; 2) Mengukur tingkat efektivitas pengelolaan sampah organik yang ditinjau dari kondisi eksisting pengelolaan sampah organik; 3) Serta merekomendasikan arahan pengembangan sistem pengelolaan sampah organik yang lebih baik ke depannya di Pulau Barrang Lompo. Waktu penelitian dilakukan pada Februari-Juli 2023. Lokasi penelitian di Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa jumlah penduduk dan data primer yang berupa jumlah timbulan sampah organik dan kondisi pengelolaan sampah organik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengukuran, observasi, wawancara, studi literatur, dan studi banding. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif, skoring dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah organik pada tahun 2023 di Pulau Barrang Lompo adalah sebesar 2,13 kg/rumah/hari, adapun jumlah timbulan sampah organik pada tahun 2023 mencapai 2.666,49 kg/hari, dan pada tahun 2028 mencapai angka 2.907,78 kg/hari. Adapun kebetuhan fasilitas pengelolaan sampah organik ialah harus memiliki kapasitas yang dapat mengelola 2.666,49 kg/hari sampah organik pada tahun 2023 dan mengelola 2.907,78 kg/hari sampah organik pada tahun 2028. Sistem pengelolaan sampah organik di Pulau Barrang Lompo memiliki tingkat efektivitas sebesar 18,18% yang berarti sangat tidak efektif bila ditinjau dari kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah organik. Arahan pengembangan sistem pengelolaan sampah organik di Pulau Barrang Lompo yaitu melakukan pemilahan sampah organik menjadi tiga pemilahan, melakukan pewadahan dalam skala individu dan skala komunal, melakukan pengumpulan dan pengangkutan pada 21 titik wadah komunal, melakukan pengolahan 2.666,49 kg/hari sampah organik pada tahun 2023 dan 2.907,78 kg/hari sampah organik pada tahun 2028, serta melakukan pemrosesan akhir berupa mengembalikan produk pengolahan ke lingkungan dan menjalin kerja sama dengan mitra atau menjual produk.