MODEL ANALISIS PENGELOLAAN OPERASIONAL KERETA API PERINTIS BERBASIS KERJA SAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU) DI SULAWESI SELATAN = Analysis of Operational Management Model for Railway: A Pioneer in South Sulawesi based on The Public Privat Partnership (PPP)


Mullyani, Savitri Prasandi (2024) MODEL ANALISIS PENGELOLAAN OPERASIONAL KERETA API PERINTIS BERBASIS KERJA SAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU) DI SULAWESI SELATAN = Analysis of Operational Management Model for Railway: A Pioneer in South Sulawesi based on The Public Privat Partnership (PPP). Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of D013181012_disertasi_22-02-2024 Cover1.jpg]
Preview
Image
D013181012_disertasi_22-02-2024 Cover1.jpg

Download (302kB) | Preview
[thumbnail of D013181012_disertasi_22-02-2024 bab1-2.pdf] Text
D013181012_disertasi_22-02-2024 bab1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of D013181012_disertasi_22-02-2024 Dapus.pdf] Text
D013181012_disertasi_22-02-2024 Dapus.pdf

Download (669kB)
[thumbnail of D013181012_disertasi_22-02-2024.pdf] Text
D013181012_disertasi_22-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

Dalam rangka pengoperasian KA Makassar – Pare-pare yang menghubungkan beberapa kota di
propinsi Sulawesi Selatan, dibutuhkan kajian prospek pengembangan rencana operasi kereta api
baik pada awal operasi maupun proyeksi dimasa mendatang serta membangun sebuah budaya baru
bertransportasi menggunakan KA bagi masyarakat propinsi di Sulawesi Selatan. Penelitian ini
bertujuan mengkaji kelayakan ekonomi melalui potensi pengembangan rencana operasi KA untuk
berbagai kondisi skenario komersial. Hal ini memandang nilai dari proyeksi penumpang untuk
operasional KA Makassar-Parepare yang berkelanjutan. Nilai kelayakan ekonomi akan
memperlihatkan tahun ekonomis sehingga menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara operasional
KA Makassar – Pare pare. Kajian dilakukan terhadap kelayakan ekonomi khususnya indikator
nilai Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan BEP akan terjadi pada tahun ke-27.
Hal ini mengindikasikan bahwa Operator membutuhkan waktu 27 tahun untuk mencapai nilai BEP
sehingga diperlukan adanya jaminan kepastian sebagai operator kereta untuk mencapai nilai
tersebut. Dari hasil proyeksi perhitungan demand per tahun pasca skenario kontrak penugasan
langsung kepada PT. KAI untuk mencapai nilai BEP, serta memperhatikan usia layanan ekonomis
selama 30 tahun maka skenario berikutnya menggunakan nilai demand (penjualan tiket) sebagai
pendapatan. Nilai pendapatan terhadap penjualan tiket (kondisi forecasting penumpang) hingga 30
bahkan 60 tahun masih belum dapat mencapai nilai BEP mengingat proyeksi kenaikan demand
yang tidak terlalu signifikan per tahun.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Break Even Point (BEP), Benefit and Cost Analysis (AMB), Demand
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 12 Jul 2025 01:35
Last Modified: 12 Jul 2025 01:35
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/46868

Actions (login required)

View Item
View Item