“KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN MULTI DRUG RESISTANCE (MDR-TB) DI RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2022” = “CHARACTERISTICS OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS WITH MULTI DRUG RESISTANCE (MDR-TB) AT WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR FOR THE PERIOD OF JANUARY-DECEMBER 2022”

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacteria Tuberculosis. Permasalahan baru terkait tuberkulosis yaitu kekebalan ganda kuman terhadap obat anti tuberkulosis (TB resisten obat/multi-drug resistant tuberculosis/TB MDR). TB MDR merupakan suatu fenomena “buatan manusia” sebagai akibat dari pengobatan pasien yang tidak adekuat maupun penularan dari pasien TB MDR. Berdasarkan persentasenya, terdapat peningkatan mortalitas pasien TB MDR, di Indonesia. Pada tahun 2009, angka mortalitas TB MDR berada pada 10,5%. Angka ini meningkat hingga 15,6% pada 2013 dan 18,5% pada 2017. Pemerintah telah mengembangkan layanan pengobatan TB RO tetapi masih terjadi penurunan hasil pengobatan. Kesuksesan pengobatan menjadi 51,1% pada tahun 2013.3 Penurunan angka kesuksesan pengobatan salah satunya disebabkan oleh peningkatan kasus putus berobat. Pada tahun 2009 angka putus berobat meningkat dari 10,7% menjadi 28,7% pada tahun 2013. Tingkat kesuksesan pengobatan pasien TB-RO masih rendah disebabkan oleh penatalaksanaan pengobatan resisten obat jauh lebih sulit dan memerlukan durasi pengobatan yang panjang, yaitu minimal 20 bulan. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pasien tuberkulosis paru dengan multidrug resistance (TB-MDR) pada pasien di RSUP
xii
Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2022. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan metode retrospektif pada bulan Januari hingga Desember 2022. Hasil: Dari total 30 data rekam medik pasien MDR-TB didapatkan 16 (53,33%) berusia 20-40 tahun, 16 (53,33%) berjenis kelamin laki- laki, 11 (36,67%) bekerja sebagai wiraswasta, 16 (53,33%) memiliki tempat tinggal dengan ventilasi yang tidak cukup, 29 (96,67%) memiliki resistensi golongan TB-RR/TB-MDR, 18 (60%) tidak memiliki penyakit komorbid, 18 (60%) pasien datang dengan kambuh, 13 (43,33%) sedang berobat STR, 17 (56,67%) pernah memiliki riwayat penggunaan obat kuinolon & obat injeksi lini 2, 23 (76,67%) tidak memiliki riwayat kontak.Kesimpulan: Hasil terbanyak pada penelitian ini adalah pasien yang berusia 20-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki, bekerja sebagai wiraswasta, memiliki tempat tinggal dengan ventilasi yang tidak cukup, jenis resistensi terbanyak yaitu TB-RR/TB-MDR, tidak memiliki penyakit komorbid, sedang berobat STR, pernah memiliki riwayat penggunaan obat kuinolon & obat injeksi lini 2 dan tidak memiliki riwayat kontak. Kata Kunci: MDR-TB, Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Tempat Tinggal, Jenis Resistensi, Penyakit Komorbid, Riwayat Pengobatan, Riwayat Obat Kuinolon & Injeksi Lini 2, Riwayat Kontak.