PERLAWANAN RAKYAT DI PEDALAMAN MONGONDOW TAHUN 1902


Mokoginta, Murdiono Prasetio A (2023) PERLAWANAN RAKYAT DI PEDALAMAN MONGONDOW TAHUN 1902. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of F052212001_tesis_27-02-2024 Cover1.jpg]
Preview
Image
F052212001_tesis_27-02-2024 Cover1.jpg

Download (253kB) | Preview
[thumbnail of F052212001_tesis_27-02-2024 Dapus.pdf] Text
F052212001_tesis_27-02-2024 Dapus.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of F052212001_tesis_27-02-2024 bab1-2.pdf] Text
F052212001_tesis_27-02-2024 bab1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of F052212001_tesis_27-02-2024.pdf] Text
F052212001_tesis_27-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

MURDIONO PRASETIO A MOKOGINTA. Perlawanan Rakyat di Pedalaman Mongondow Tahun 1902. (Dibimbing oleh Amrullah Amir, M.A., Ph.D dan Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum).
Penelitian ini mengkaji tentang perlawanan rakyat di Pedalaman Mongondow tahun 1902 yang fokus mengurai latar konflik hingga terjadi perlawanan, bentuk perlawanan, serta penyebab kegagagal rakyat melawan kekuatan pemerintah kolonial. Tujuan penelitian ini untuk mengulas berbagai motif yang melatari terjadinya perlawanan, berbagai bentuk perlawanan seperti strategi, jenis senjata yang digunakan, cara masyarakat memobilisasi kelompoknya untuk melawan Pemerintah Belanda juga menguraikan faktor-faktor penyebab gagalnya perlawanan pada masa itu.
Penelitian ini menggunakan metodologi sejarah melalui tahap heuristik berupa pengumpulan sumber yang didapat melalui arsip kolonial, wawancara dengan narasumber, dan beberapa karya yang dianggap relevan. Verifikasi dilakukan setelah mengamati dan menganalisis sumber-sumber yang tersedia. Adapun proses interpretasi dan historiografi dilakukan secara bersama pada tahap akhir penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlawanan rakyat di Pedalaman Mongondow terjadi akibat kebijakan Pemerintah Belanda membentuk Afdeeling Bolaang Mongondow tahun 1901. Belanda menganeksasi tanah penduduk di Pedalaman Mongondow dari Desa Pontodon, Pangian, Biga, dan sekitarnya untuk membangun Kota Baru sebagai pusat administratif Afdeeling Bolaang Mongondow dan memobilisasi pegawai-pegawainya mereka. Belanda juga mendapat perlawanan dari simpatisan Raja Riedel Manuel Manoppo dari Bolaang yang menolak intervensi pemerintah kolonial di kerajaan. Puncak perlawanan terjadi pada tanggal 19 Agustus 1902 ketika rakyat dari Desa Pontodon, dan sekitarnya menyerang kantor Pemerintahan Belanda di Poopo dan Kota Baru. Bentuk perlawanan rakyat dilakukan dengan memobilisasi ribuan penduduk dari beberapa desa di Distrik Passi dan Lolayan. Mereka menggunakan senjata seperti sinondatu, tombak, badik, parang, dan kapak. Perlawanan rakyat berhasil dipadamkan Detasmen Militer (KNIL) atas permintaan Controleur A.C. Veenhuizen. Perlawanan rakyat di Pedalaman Mongondow pada akhirnya berbuah kegagagalan yang disebebkan oleh tidak adanya rencana yang matang dari pemimpin-pemimpin kelompok untuk melawan taktik-taktik Belanda yang rapih dan tersistematis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Perlawanan Rakyat, Pedalaman Mongondow, Afdeeling Bolaang Mongondow
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Budaya > Sejarah
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 09 Jul 2025 07:16
Last Modified: 09 Jul 2025 07:16
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/46740

Actions (login required)

View Item
View Item