Resepsi Film "Wish Dragon" Terhadap Film "Aladdin"=The Reception of the Movie "Wish Dragon" to "Aladdin"

The Wishing Dragon dan Aladdin sama-sama didasarkan pada petualangan magis, tetapi keduanya berbeda dalam hal elemen budaya, ekspresi tematik, dan penerimaan penonton. Berlatar belakang Tiongkok modern, Wish Upon a Dragon menekankan pentingnya persahabatan, keluarga, dan kepuasan batin melalui elemen naga dan keinginan. Tidak seperti Aladdin yang berlatar belakang budaya Timur Tengah, film ini menekankan pada usaha individu, keberanian dan pemenuhan diri. Pada tingkat budaya, The Wishing Dragon mungkin lebih mudah diakses oleh penonton Tiongkok, sementara Aladdin lebih populer di kalangan penonton Arab dan Barat. Penelitian di masa depan dapat menyelidiki penerimaan kedua film ini terhadap budaya dan domain yang berbeda dari perspektif adaptasi lintas budaya dan sastra untuk memperkaya pemahaman tentang pengaruh dan signifikansinya. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pergeseran narasi. Pergeseran naratif terjadi ketika cerita berubah, baik kita menggunakan frasa tersebut sebagai bagian dari analisis linguistik atau psikoanalisis. Dari perspektif psikoanalisis, pergeseran naratif tidak begitu banyak mengubah keinginan atau fakta, melainkan mengubah persepsi partisipan terhadap hubungan dan dinamika mereka. Dengan demikian, alur cerita tetap sama, tetapi narasi, alur hubungan, dan cerita yang disajikan kepada pembaca/pendengar berubah.