PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEKUATAN DAN KESULITAN PADA ANAK DI MAKASSAR=The Influence of Parenting Styles on Strengths and Difficulties in Children in Makassar

Latar Belakang: Transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) merupakan fase penting dalam perkembangan anak, yang mencakup perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang signifikan. Pengalaman pertama anak dengan pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan kesiapan mental anak. Anak-anak yang siap secara mental akan lebih mudah beradaptasi dengan tuntutan di SD. Pada usia 6 hingga 12 tahun, anak mengalami perkembangan pesat yang memengaruhi berbagai aspek, seperti bahasa, motorik, kognitif, sosial, emosional, dan seni. Stimulus yang diberikan oleh orang tua dan pendidik sangat penting untuk mendukung perkembangan anak. Proses perkembangan ini terjadi pada masa kritis, yang merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya, termasuk pembentukan kreativitas, kemampuan berbahasa, kesadaran sosial, dan kepribadian. Pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak, baik dalam hal kasih sayang, kesehatan, maupun stimulasi yang diberikan untuk mendukung tumbuh kembangnya. Pola asuh yang baik mencakup interaksi yang sehat antara orang tua dan anak, yang dapat berupa pola asuh demokratis, otoriter, permisif, atau neglect, masing-masing dengan karakteristik berbeda yang memengaruhi perilaku dan perkembangan anak. Pengetahuan tentang pola asuh ini penting untuk menciptakan hubungan yang kuat dan mendukung perkembangan emosional anak yang sehat. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak sangat penting, terutama dalam konteks pengasuhan di Makassar.
Tujuan: Mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap kekuatan dan kesulitan anak di Makassar.

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain Penelitian ini adalah penelitian observasional. Penelitian observasional merupakan penelitian yang dilaksanakan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian. Penelitian dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu kegiatan pengumpulan data dalam suatu penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu (point time) untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dengan akibat (dependen) dan setiap subjek penelitian hanya dilakukan satu kali pendataan (pengamatan). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen Kekuatan dan kesulitan pada anak dengan variabel dependen yaitu Pengaruh pola asuh orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang tua Terhadap Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak Di Makassar”.

Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas siswa berusia 7 tahun (47,7%) dengan distribusi usia lainnya 6 tahun (21,5%), 8 tahun (29,2%), dan 9 tahun (1,5%). Jumlah siswa laki-laki dan perempuan hampir seimbang, dengan lebih banyak siswa di kelas 2 (53,8%). Sebagian besar orang tua bekerja di sektor informal (56,4%) dan memiliki pendidikan tinggi (66,6% Sarjana). Dalam aspek psikososial, sebagian besar siswa berada dalam kategori normal, kecuali pada aspek teman sebaya (36,9% abnormal). Pada aspek kekuatan, 76,9% normal, tetapi 40% mengalami kesulitan. Uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dan kekuatan anak (r = 0,074, p = 0,557), namun ada hubungan negatif signifikan antara pola asuh orang tua dan kesulitan anak (r = -0,341, p = 0,005), meskipun lemah. Temuan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut terkait faktor lain yang memengaruhi perkembangan anak.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan korelasi signifikan antara pola asuh orang tua dan kekuatan anak, yang mengindikasikan bahwa faktor lain, seperti lingkungan sosial atau karakteristik individu anak, mungkin memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap pengembangan kekuatan anak. Meskipun pola asuh orang tua sedikit berpengaruh dalam mengurangi kesulitan anak, pengaruh tersebut tidak cukup signifikan untuk menjadi faktor penentu utama. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pola asuh yang baik dapat membantu, faktor lain juga berperan penting dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi anak.