Pengaruh Penambahan Tepung Ikan Teri (Stolephorus sp.) Terhadap Kandungan Kalsium dan Daya Terima Kerupuk Kentang

Latar Belakang: Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kebutuhan kalsium orang dewasa sekitar 1000 mg/hari, sementara untuk remaja membutuhkan kalsium sekitar 1200 mg/hari. Namun, konsumsi kalsium harian di Indonesia jika direratakan masih tergolong sangat rendah. Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan sangat populer di kalangan remaja dan dewasa muda. Namun, makanan ringan yang memiliki nilai gizi tinggi belum banyak beredar di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyediakan makanan ringan yang bergizi dan bermutu. Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan kalsium tinggi. Pada penelitian ini, ikan teri diolah menjadi tepung ikan teri lalu diolah menjadi kerupuk kentang. Setelah itu, pengaruh dari penambahan tepung ikan teri terhadap kandungan kalsium serta daya terima kerupuk kentang dikaji. Sehingga nantinya, kerupuk kentang ini diharapkan dapat menjadi alternatif makanan ringan yang praktis namun bernilai gizi tinggi. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental observasional terhadap pengaruh penambahan tepung ikan teri (Stolephorus sp.) terhadap kandungan kalsium dan penerimaan kerupuk kentang pada mahasiswa. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penambahan tepung ikan teri (Stolephorus sp.) terhadap kandungan kalsium kerupuk kentang dengan rata-rata kandungan kalsium tiap sampel adalah 395,625 µg/gr, 867,63 µg/gr, 913,96 µg/gr, dan 1.014,295 µg/gr. Kerupuk kentang dengan penambahan tepung ikan teri (Stolephorus sp.) dengan konsentrasi 20% atau 20 gram diterima dan disukai oleh mahasiswa dengan kandungan kalsium 913,96 µg/gr.