PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DENGAN METODE AHP –TOPSIS (Studi Kasus Pada PT Lentera Energi Kobarru) = DESIGNING COMPANY PERFORMANCE MEASUREMENT USING THE BALANCED SCORECARD APPROACH WITH AHP-TOPSIS METHOD (A Case Study at PT Lentera Energi Kobarru)

Pada setiap tahunnya, pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Hal ini memicu persaingan antara perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan strategi diferensiasi yang membedakan mereka dari yang lain agar tetap mampu bersaing. Setelah menerapkan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan, diperlukan sistem pengukuran kinerja dalam mengevaluasi keberhasilannya. Perancangan pengukuran kinerja menjadi rekomendasi untuk PT Lentera Energi Kobarru dalam menganalisa performa perusahaan. Perusahaan yang masih terbilang baru ini belum menerapkan pengukuran kinerja secara menyeluruh, sehingga hal ini memperkuat alasan untuk menerapkan sistem pengukuran kinerja yang komprehensif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan pengukuran kinerja dengan mengidentifikasi Sasaran strategis, Inisiatif Strategis, dan KPI berdasarkan perspektif balanced scorecard beserta menganalisis pembobotan pada setiap kriteria. Penelitian ini juga bertujuan mengevaluasi tiap bidang usaha berdasarkan peringkat nilai preferensi dalam memberikan usulan peningkatan kinerja prioritas. Penelitian ini menggunakan pendekatan Balanced Scorecard dengan mengkombinasikan AHP dan TOPSIS sebagai tools pendampingnya. Pengukuran kinerja pada PT Lentera Energi Kobarru berdasarkan 4 perpektif yang digunakan dengan pendekatan Balanced Scorecard didapatkan 8 sasaran strategis, 17 inisiatif strategis, dan 43 KPI. Pada pembobotan metode AHP, Financial dan Customer menjadi perspektif terpenting dengan nilai bobot 29,3%, diikuti oleh perspektif Internal Business Process sebesar dan perspektif Learning and Growth sebesar 20,7%. Pada perhitungan TOPSIS, didapatkan nilai preferensi tertinggi yaitu bidang jasa (0,724459), diikuti bidang produk (0,479896), bidang pendidikan (0,330201) hingga terendah yaitu bidang konstruksi (0,285573). Oleh karena itu usulan peningkatan kinerja yang harus diprioritaskan adalah dari jenis usaha dengan nilai preferensi terendah yaitu dari bidang konstruksi agar performa perusahaan bisa optimal secara menyeluruh atau komprehensif.

Keyword : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Analytical Hierarchy Process, Technique For Order Preference by Similiarity to Ideal Solution