PUTRA, WISNU WASISA (2024) PENGETAHUAN DAN KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN EKSPOR SARANG BURUNG WALET DI INDONESIA = KNOWLEDGE AND INSTITUTIONS IN DEVELOPING EXPORTS OF EDIBLE BIRDS NEST IN INDONESIA. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/45795/1.hassmallThumbnailVersion/P023202007_disertasi_29-09-2024%20cover1.png)

P023202007_disertasi_29-09-2024 cover1.png
Download (304kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
P023202007_disertasi_29-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (846kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
P023202007_disertasi_29-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (264kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
P023202007_disertasi_29-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 23 April 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
WISNU WASISA PUTRA. Pengetahuan dan Kelembagaan dalam Pengembangan Ekspor Sarang Burung Walet Di Indonesia. (dibimbing oleh Imam Mujahidin Fahmid, Darmawan Salman dan Syahdar Baba) Latar Belakang. Indonesia merupakan penghasil sarang burung walet (SBW) terbesar di dunia, tetapi potensi sumberdaya SBW belum terdata dengan baik. Tujuan. Tujuan penelitian menganalisis potensi sumberdaya SBW serta kontribusi ekspor terhadap perekonomian Indonesia; menganalisis sumber dan aliran pengetahuan pelaku dan lembaga ekspor SBW ; mengevaluasi aransemen kelembagaan antar aktor dalam ekspor SBW. Metode. Pengumpulan data ekspor nasional SBW dilakukan pada tiga propinsi sentra yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Banten. Responden peternak walet pada Kabupaten Ketapang, Deli Serdang dan Serang. Pada penelitian ini, data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan multiple regresi linier pada hubungan antara jumlah rumah burung walet (RBW), kapasitas ekspor dan jumlah ekspor nasional. Data aransemen kelembagaan dianalisis menggunakan perangkat lunak Social Network Analysis (SNA). Hasil. Hasil menunjukkan bahwa seluruh model regresi layak diterapkan. Hasil analisis kapasitas produksi tiga propinsi penghasil SBW pada Propinsi Kalimantan Barat, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Banten, dengan jumlah masing-masing 175.979,08 kg, 163.165,29 kg dan 81.194,74 kg dengan potensi pajak pendapatan daerah per tahun masing-masing 31,6 milyar, 29,3 milyar dan 14,6 milyar. Rataan penghasilan rumah tangga peternak walet nasional per tahun 1,57 milyar dan nilai ekspor SBW pada tahun 2023 sebesar 21,9 triliun, berkontribusi 6,73 % pada Produk Domestik Bruto Peternakan. Kesimpulan. Aliran pengetahuan dalam ekspor SBW menunjang upaya memenuhi persyaratan ekspor dalam bentuk protokol antara Indonesia dan Tiongkok. Peternak walet menerapkan 4 kombinasi metode sebagai sumber informasi SBW, yang terdiri dari learning by doing, belajar dari pengalaman mitra usaha/rekan/kerabat, informasi dari asosiasi/masyarakat dan pemerintah serta trial and error. Pola interaksi antar aktor pelaku ekspor SBW menunjukkan kepadatan relasi tertinggi, sentral penghubung dan nilai sentralitas tertinggi menunjukkan aktor dengan tingkat sentralitas tertinggi adalah Badan Karantina Pertanian (Barantan), berikutnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Kementerian Perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa Barantan merupakan lembaga yang paling berpengaruh dalam interaksi antar aktor pelaku SBW.
Keyword : aliran pengetahuan; kapasitas ekspor; aransemen kelembagaan; rumah burung walet; sarang burung walet
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Knowledge flow; export capacity; institutional arrangements; swiftlet house; edible bird's nest. |
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ekonomi > Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 03 Jul 2025 03:02 |
Last Modified: | 03 Jul 2025 03:02 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/45795 |