HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN FAKTOR KONDISI CUMI-CUMI BANTOLAN (Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830) YANG DIDARATKAN DI PULAU SANANE, KECAMATAN LIUKANG TUPPABIRING, KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


Fadhilah, Fadhilah (2021) HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN FAKTOR KONDISI CUMI-CUMI BANTOLAN (Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830) YANG DIDARATKAN DI PULAU SANANE, KECAMATAN LIUKANG TUPPABIRING, KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANUDDIN.

[thumbnail of Sampul]
Preview
Image (Sampul)
L21116016_skripsi1.png

Download (196kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
L21116016_skripsi 1-2.pdf

Download (578kB)
[thumbnail of Daftar pustaka] Text (Daftar pustaka)
L21116016_skripsi dp.pdf

Download (245kB)
[thumbnail of Full text] Text (Full text)
L21116016_skripsi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan panjang bobot dan faktor kondisi cumi-cumi bantolan (Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2020 di Pulau Sanane, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali dari hasil tangkapan satu nelayan yang menggunakan alat tangkap cumi (jig). Parameter yang dianalisis dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Jumlah cumi-cumi yang diperoleh sebanyak 281 ekor, terdiri atas 177 ekor cumi-cumi jantan dan 104 ekor cumi-cumi betina. Berdasarkan jenis kelamin dan waktu pengambilan sampel hubungan panjang mantel dorsal (DML) dan hubungan panjang mantel ventral (VML) cumi-cumi jantan dan betina memiliki laju pertumbuhan yang sama atau tidak berbeda. Kemudian berdasarkan jenis kelamin dan waktu pengambilan sampel yang diperoleh selama pengamatan memiliki pertambahan panjang tubuh lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bobot tubuh yaitu hipoalometrik, kecuali waktu pengambilan sampel hubungan panjang mantel dorsal (DML) cumi-cumi jantan pada tanggal 06 Juli 2020 berbeda yaitu isometrik. Sehingga cumi-cumi bantolan jantan dan betina memiliki laju pertumbuhan yang sama dan memiliki pola pertumbuhan yang berbeda. Berdasarkan jenis kelamin dan waktu pengambilan sampel nilai faktor kondisi cumi jantan lebih besar kecuali pada tanggal 06 Juli 2020 cumi betina lebih besar daripada jantan. Tetapi jika secara keseluruhan cumi jantan lebih lama bertahan hidup dibandingkan cumi betina yang disebabkan oleh kematian cumi-cumi betina pasca pemijahan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 20 May 2021 05:10
Last Modified: 20 May 2021 05:10
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/4571

Actions (login required)

View Item
View Item