SURVEY KEBERADAAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DI DESA BONRA, KECAMATAN MAPILLI, KABUPATEN POLEWALI MANDAR = Survey of the existence of disease in cucumber (Cucumis sativus L.) plantations in Bonra Village, Mapilli District, Polewali Mandar Regency


IRFAN, MUH. (2024) SURVEY KEBERADAAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DI DESA BONRA, KECAMATAN MAPILLI, KABUPATEN POLEWALI MANDAR = Survey of the existence of disease in cucumber (Cucumis sativus L.) plantations in Bonra Village, Mapilli District, Polewali Mandar Regency. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
G011201138_skripsi_09-10-2024 cover1.png

Download (457kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
G011201138_skripsi_09-10-2024 1-2(FILEminimizer).pdf

Download (730kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
G011201138_skripsi_09-10-2024 dp(FILEminimizer).pdf

Download (544kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
G011201138_skripsi_09-10-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 29 August 2027.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

MUH. IRFAN. Survey keberadaan penyakit pada pertanaman mentimun (Cucumis sativus L.) di Desa Bonra, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar (dibimbing oleh Tutik Kuswinanti dan Muhammad Junaid). Latar Belakang. Mentimun merupakan tanaman hortikultura yang berasal dari Asia Utara kemudian di kenal di seluruh dunia. Penyakit utama pada tanaman mentimun, antara lain antraknosa, embun bulu, cucumber mosaic virus, embun tepung, dan Busuk buah. Tujuan. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang terdapat pada tanaman timun, gejala yang ditimbulkan, dan tingkat insidensi serangan penyakit pada tanaman mentimun. Metode. Menetapkan lokasi dan wawancara, menetapkan tanaman sampel, pengamatan insidensi dan keparahan penyakit, serta identifikasi patogen di laboratorium. Hasil. Terdapat tiga penyakit utama yang diperoleh di Desa Bonra, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali mandar, yaitu penyakit antraknosa, embun bulu, dan busuk buah. Lokasi A memiliki tingkat kejadian dan keparahan penyakit antraknosa sebesar 90% dan 13,43%. Tingkat keparahan penyakit embun bulu sebesar 14,60% dan tingkat kejadian penyakit busuk buah sebesar 52,11%. Lokasi B memiliki tingkat kejadian dan keparahan penyakit antraknosa sebesar 80% dan 11,75%. Tingkat keparahan penyakit embun bulu sebesar 11,02% dan tingkat kejadian penyakit busuk buah sebesar 40,88%. Lokasi C memiliki tingkat kejadian dan keparahan penyakit antraknosa sebesar 90% dan 12,43%. Tingkat keparahan penyakit embun bulu sebesar 14,26% dan tingkat kejadian penyakit busuk buah sebesar 40,33%. Kesimpulan. Di antara tiga lokasi pengamatan diperoleh tingkat kejadian dan keparahan penyakit tertinggi pada penyakit antraknosa dengan tingkat kejadian 90% dan keparahan 13,43%, kemudian pada penyakit embun bulu tingkat keparahan 14,60% dan pada penyakit busuk buah tingkat kejadian 52,11%.

Kata Kunci: Antraknosa; Busuk buah; Embun bulu, Cucumber Mosaic Virus. Embun tepung.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Anthracnose; Cucumber mosaic virus; Fruit rot; Down mildew; Powdery mildew.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Pertanian > Agroteknologi
Depositing User: Rasman
Date Deposited: 30 Jun 2025 07:08
Last Modified: 30 Jun 2025 07:08
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/45669

Actions (login required)

View Item
View Item