Analisis Kandungan Unsur Logam Menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF) Sebagai Penentu Kuat Tarik Baja Tulangan = Analysis of Metal Element Content Using X-Ray Fluoresence (XRF) as a Determinant of Tensile Strength of Reinforcing Steel

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan unsur logam dalam baja tulangan yang beredar dan digunakan dalam industri konstruksi lokal menggunakan metode X-Ray Fluorescence (XRF) dan pengujian kuat tarik menggunakan Universal Testing Machine (UTM) sesuai dengan standar ASTM E8. Penelitian ini sangat penting karena komposisi baja tulangan memiliki dampak langsung terhadap kekuatan dan keamanan struktur bangunan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel baja tulangan memiliki variasi kandungan unsur seperti magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), dan mangan (Mn) dengan besi (Fe) sebagai unsur utama. Variasi ini dapat mempengaruhi sifat mekanik baja tulangan yang digunakan dalam konstruksi. Uji tarik menunjukkan bahwa sampel S-1 hingga S-4 memiliki tegangan leleh (fy) dan kuat tarik (fu) yang bervariasi, dengan nilai rata-rata tegangan leleh (fy) sebesar 447 MPa dan kuat tarik (fu) sebesar 619,5 MPa. Penentuan unsur karbon (C) sesuai standar ASTM A 611-97 berdasarkan kandungan mangan (Mn) dari pengujian XRF dan tegangan leleh (fy) dari uji tarik. Hasil korelasi menunjukkan bahwa kandungan karbon dalam sampel berkisar antara 0,15% hingga 0,20%. Kandungan karbon (C) dalam baja tidak menunjukkan pengaruh yang konsisten terhadap tegangan luluh (fy) dan tegangan tarik maksimum (fu). Hal ini menunjukkan bahwa sifat mekanik baja lebih dipengaruhi oleh kombinasi elemen-elemen lainnya serta kondisi proses pembuatan baja, bukan hanya oleh kandungan karbon saja. Dalam konteks industri konstruksi di Indonesia, pemahaman yang mendalam mengenai komposisi dan sifat mekanik baja tulangan sangatlah krusial. Baja tulangan yang diproduksi secara lokal harus memenuhi standar kualitas untuk memastikan keamanan dan kekuatan struktur bangunan. Dengan menggunakan metode XRF, dapat diketahui kandungan unsur-unsur logam secara akurat, yang kemudian dikorelasikan dengan hasil uji kuat tarik menggunakan UTM. Kombinasi kedua metode ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai performa baja tulangan yang digunakan. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman sifat mekanik baja tulangan di Indonesia. Dengan hasil yang diperoleh, para pemangku kepentingan dalam industri konstruksi dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pemilihan dan penggunaan baja tulangan yang diproduksi secara lokal. Informasi mengenai variasi kandungan unsur logam dan sifat mekanik baja tulangan membantu dalam mengidentifikasi bahan yang tepat untuk digunakan dalam proyek konstruksi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan struktur bangunan. Kesimpulannya, penelitian ini tidak hanya berperan penting dalam aspek teknis, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam pengambilan keputusan strategis dalam industri konstruksi di Indonesia.

Keyword : Baja Tulangan, X-Ray Fluorescence (XRF), Universal Testing Machine (UTM)