PEMODELAN KERUSAKAN LUKISAN PURBAKALA AKIBAT CUACA DI LEANG PETTAE MAROS

Kawasan Karst Maros Pangkep merupakan sebuah kawasan yang di dalamnya memiliki nilai potensi tinggalan sejarah berupa peninggalan lukisan gua prasejarah dengan beragam bentuk dan jenis gambar. Namun, lukisan dinding gua di Kabupaten Maros dan Pangkep telah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam terutama perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persentase kerusakan lukisan purbakala di leang Pettae Maros menggunakan data citra lukisan purbakala dan pengaruh temperatur dan kelembaban terhadap kerusakan lukisan dari tahun 2019 sampai tahun 2022 dengan metode image processing dan metode multiple regression serta melihat korelasi (korelasi pearson) antara laju kerusakan lukisan dengan data model cuaca. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari pengolahan image procecing terhadap persentase kerusakan purbakala di Leang Pettae Maros mengalami peningkatan secara signifikan yaitu sebesar 0,0329% Pada Tahun 2019 dan meningkat sampai 0,2441% Pada Tahun 2022. Sedangkan hasil laju kerusakan berdasarkan hasil verifikasi grafik observasi dan modeling kerusakan menggunakan data cuaca dalam gua dan luar gua dari Tahun 2019 sampai Tahun 2022 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara temperatur dan kelembaban yang menyebabkan kerusakan lukisan di Leang Pettae Maros. Kemudian untuk temperatur dan kelembaban yang berada di dalam gua lebih dominan berpengaruh terhadap kerusakan lukisan di bandingkan dengan temperatur dan kelembaban luar gua. Terlihat dari nilai korelasi pearson yang di dapatkan dari data cuaca untuk dalam gua yaitu 0,9864 sedangkan data cuaca untuk luar gua yaitu 0,9161. Lukisan dinding di Leang Pettae Maros telah banyak mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh adanya fluktuasi temperatur yang tinggi. Meskipun kerusakan ini disebabkan oleh perubahan temperatur, kerusakan lukisan ini diperparah oleh kelembaban yang tinggi. Ini diperkuat oleh fakta bahwa lukisan yang berada dimulut gua (terbuka) memiliki tingkat kerusakan yang lebih tinggi dari pada yang ada di bagian dalam gua.