SUKMAWATI, SUKMAWATI (2024) HUBUNGAN ANTARA GASTROESPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) DENGAN RHINOSINUSITIS KRONIK (RSK) BERDASARKAN PEMERIKSAAN NASAL PEPSIN = THE ASSOCIATION OF GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) WITH CHRONIC RHINOSINUSITIS ACCORDING TO NASAL PEPSIN EXAMINATION. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/45299/1.hassmallThumbnailVersion/C035192002_tesis_13-05-2024%20cover1.png)

C035192002_tesis_13-05-2024 cover1.png
Download (478kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C035192002_tesis_13-05-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (10MB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
C035192002_tesis_13-05-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (2MB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
C035192002_tesis_13-05-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 20 March 2027.
Download (16MB)
Abstract (Abstrak)
Pendahuluan: Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan gangguan pencernaan yang sangat sering ditemukan di dunia. GERD merupakan suatu kondisi dengan gejala dan komplikasi yang mengganggu akibat naiknya isi lambung ke esofagus. Kehadiran pepsin di laringofaring telah terbukti berkorelasi dengan kejadian refluks ini, dan kadar pepsin cenderung meningkat pada pasien dengan rhinosinusitis kronis (RSK). Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan kadar pepsin pada penderita GERD dengan atau tanpa rhinosinusitis kronik Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada bulan Januari 2023 hingga Juli 2023. Sampel penelitian yang diikutkan adalah penderita GERD dengan ataupun tanpa RSK. Seluruh sekret penderita diambil dan dilakukan pemeriksaan kadar pepsin menggunakan metode ELISA. Analisis data menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 26.0 Hasil: 46 orang diikutkan pada penelitian ini (23 orang sebagai kelompok kasus dan 23 orang sebagai kelompok kontrol). Sebagian besar sampel memiliki kadar pepsin puasa dibandingkan yang tidak memiliki kadar pepsin puasa (p=1.000), begitu juga pada kadar pepsin 1 jam post prandial (p=0.022). Nilai median (min-max) kadar pepsin puasa pada kelompok kasus sebesar 150.12 (3.78-3236.89) dan pada kelompok kontrol sebesar 321.25 (5.46-5231.88) (p=0.160);sedangkan kadar pepsin 1 jam post prandial pada kelompok kasus sebesar 106.75 (5.46-2691.91) dan pada kelompok kontrol sebesar 388.13 (3.59-3420.89) (p=0.057). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara GERD dengan RSK dengan pemeriksaan nasal pepsin.
Keyword : Kadar Pepsin, Gastroesophageal Reflux Disease, Rhinosinusitis Kronik
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pepsin level, Gastroesophageal reflux disease, Chronic rhinosinisitis. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Penyakit THT |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 11 Jun 2025 01:57 |
Last Modified: | 11 Jun 2025 01:57 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/45299 |