Hubungan Beban Kerja dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello

Latar Belakang. Kelelahan kerja merupakan aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2020, terdapat 117.161 kasus kecelakaan kerja akibat kelelahan kerja. Perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja yang cukup besar salah satunya yang bergerak di sektor energi listrik, wajib memberikan pelayanan optimal seingga resiko kelelahan pada pekerja harus diminimalisir. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello. Metode. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello yang berjumlah 59 orang. Seluruh populasi diambil untuk dijadikan sampel (exhaustive sampling). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara beban kerja fisik (p=0,004) dan beban kerja mental (p=0,048) dengan kelelahan kerja. Sedangkan, tidak ada hubungan status gizi (p=0,357) dengan kelelahan kerja. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello. Semakin tinggi intensitas beban kerja fisik, semakin tinggi pula tingkat kelelahan yang dirasakan oleh para pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello. Beban kerja mental juga memiliki hubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. PLN Indonesia Power UBP Tello. Pekerja melakukan tugas yang menuntut konsentrasi tinggi, pengambilan keputusan cepat, dan pekerjaan multitasking, cenderung mengalami tingkat kelelahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang memiliki beban kerja mental yang lebih ringan. Status gizi tidak berhubungan dengan kelelahan kerja. Meskipun status gizi normal menunjukkan kecenderungan untuk memiliki tingkat kelelahan rendah, perbedaan tersebut tidak mencapai tingkat signifikansi statistik yang memadai.