EKSISTENSI ORGANISASI SAYAP PARTAI: STUDI KASUS TUNAS INDONESIA RAYA DALAM PEMILU 2024 DI KOTA MAKASSAR = THE EXISTENCE OF PARTY WING ORGANIZATIONS: A CASE STUDY OF TUNAS INDONESIA RAYA IN THE 2024 ELECTIONS IN MAKASSAR CITY

KHADISA GYSKA AURA FADLY. EKSISTENSI ORGANISASI SAYAP PARTAI: STUDI KASUS TUNAS INDONESIA RAYA DALAM PEMILU 2024 DI KOTA MAKASSAR. (dibimbing oleh Muhammad dan Ummi Suci Fathia Bailusy) Latar Belakang. Banyak penelitian yang telah menunjukkan bagaimana eksistensi organisasi sayap partai yang merujuk pada peranannya terhadap pergerakan partai dapat berpengaruh dalam rangka memenangkan partai induk pada pemilihan umum, namun penelitian ini berfokus pada bagaimana Tunas Indonesia Raya Kota Makassar sebagai organisasi sayap melaksanakan peranannya pada Pemilu 2024 di Kota Makassar. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan peran TIDAR Cabang Kota Makassar sebagai organisasi sayap partai Gerindra dalam menjalankan fungsinya pada Pemilu Serentak 2024 di Kota Makassar. Metode. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan tipe deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Landasan teori yang digunakan adalah pendekatan Institusionalisme Baru yang dikaitkan dengan konsep peranan. Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi Tunas Indonesia Raya Kota Makassar yang merujuk pada peranannya sebagai organisasi sayap partai Gerindra belum maksimal ditinjau dari fungsi ideal organisasi sayap partai. Pertama, pada fungsi sebagai penyalur aspirasi anggota, TIDAR Kota Makassar belum mampu menjalankan perannya secara maksimal. Pergerakan TIDAR Kota Makassar berbatas sebagai motor penggerak terhadap instruksi partai politik dan organisasi tingkat pusat. Kedua, pada fungsi deseminasi program dan kebijakan partai, TIDAR Kota Makassar telah melaksanakan perannya namun belum optimal. Beberapa upaya berupa pendidikan politik dan kampanye politik tidak dilakukan secara konsisten dan komprehensif. Ketiga, dalam fungsi perluasan basis massa, upaya TIDAR Kota Makassar juga tidak optimal. Strategi rekrutmen yang kurang terstruktur, program kerja dan kegiatan yang tidak variatif, serta keterbatasan dana menjadi faktor penghambat dalam upaya memperluas basis dukungan partai induk. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa eksistensi Tunas Indonesia Raya Kota Makassar sebagai organisasi sayap tidak menunjukkan peranan yang signifikan. Peranan TIDAR berbatas sebagai motor penggerak dan pelaksana ide dari partai induk, namun upaya dan kontribusi yang ditunjukkan tidak optimal ditinjau dari fungsi organisasi sayap partai.