PENGARUH MORINGA OLEIFERA (MO) DAN ASAM FOLAT (AF) TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) DAN SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) TIKUS BETINA


Dimalaya, Devianti (2025) PENGARUH MORINGA OLEIFERA (MO) DAN ASAM FOLAT (AF) TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) DAN SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) TIKUS BETINA. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of P102222006_tesis_15-10-2024 bab 1-2.pdf] Text
P102222006_tesis_15-10-2024 bab 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of P102222006_tesis_15-10-2024 cover1.jpg]
Preview
Image
P102222006_tesis_15-10-2024 cover1.jpg

Download (451kB) | Preview
[thumbnail of P102222006_tesis_15-10-2024 dp.pdf] Text
P102222006_tesis_15-10-2024 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of P102222006_tesis_15-10-2024.pdf] Text
P102222006_tesis_15-10-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 3 March 2027.

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

Devianti Dimalaya. Pengaruh moringa oleifera (mo) dan asam folat (af) terhadap kadar serum glutamic oxaloacetic transaminase (sgot) dan serum glutamic pyruvic transaminase (sgpt) tikus betina (dibimbing oleh Elly Wahyudin danMardiana Ahmad)
Latar Belakang. Asetominophin merupakan salah satu antipiretik yang sudah terbukti dapat menyebabkan kerusakan hati pada penggunaan dosis toksik. Peningkatan nilai SGPT (Serum Glutamat Pyruvic Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic oxaloacetic Transaminase) merupakan salah satu parameter adanya gangguan fungsi hati. Moringa Oleifera (MO) dan Asam Folat (AF) pada penelitian sebelumnya telah diketahui dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat memperbaiki fungsi hati.
Tujuan. mengetahui pengaruh pemberian Moringa Oleifera (MO) dan Asam Folat (AF)
Terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus betina yang di induksi Asetominophin. Metode.
Penelitian ini merupakan True EKsperimen yang dilaksanakan 01 juni – 01 juli 2024 di
Laboratorium Biofarmaka dan Laboratorium Biofarmasi Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Subjek penelitian adalah tikus betina berusia 2-3 bulan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok positif (n=3) hanya menerima pakan standar, kelompok negatif di intervensi asetominophin dengan dosis toksik 1000 mg/kgBB (n=3), kelompok yang di intervensiasetominophin dan diberi kapsul MO dengan dosis 150-200 mg/kgBB (n=3), kelompok yang di intervensi asetominophin kemudian diberi AF dengan dosis 150-200 mg/kgBB(n=3), dan kelompok kapsul MO+AF dengan dosis 150-200 mg/kgBB (n=3) pasca intervensi asetominophin selama7 hari. Hasil. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kadar SGOT/SGPT berturut – turut yang rendah adalah
yang pertama kelompok kapsul MO sendiri, kelompok AF sendiri, kelompok gabungan
kapsul MO+AF, kelompok positif dan kelompok negatif. Kesimpulan. Dari data dan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa persentasi penurunan kadar SGOT dan
SGPT yang tertinggi adalah pada pemberian kapsul MO sendiri.
Kata Kunci : Kapsul Moringa Oleifera (MO); Asam Folat (AF); SGOT; SGPT; Tikus
Betina; Intervensi Asetominophin

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions (Program Studi): Program Pascasarjana > Ilmu Kebidanan
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 09 May 2025 00:14
Last Modified: 09 May 2025 00:14
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44581

Actions (login required)

View Item
View Item