Analisis Tingkat Kebisingan Pemukiman Sekitar Jalur Kereta Api Stasiun Mandai Kabupaten Maros

Latar Belakang. Proyek pembangunan kereta api saat ini terus berkembang, salah satunya jalur Makassar-Parepare untuk mengembangkan konektivitas regional wilayah Sulawesi. Kereta api memiliki keunggulan tiket murah, fasilitas nyaman, minim emisi karbon. Namun, terdapat resiko dampak negatif berupa pencemaran suara, kebisingan dan getaran bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang rel. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan di kawasan pemukiman sekitar rel kereta api stasiun Mandai serta memodelkan penyebaran prediksi tingkat kebisingan menggunakan aplikasi SoundPLAN 9.0. Metode. Penelitian berlangsung selama 3 hari 11-13 Juli 2024 dengan rentang waktu pukul 07.00-19.10 WITA . Pengambilan data tingkat kebisingan menggunakan aplikasi Decibel X Pro dan pemodelan menggunakan SoundPLAN 9.0. Hasil. Hasil analisis tingkat kebisingan saat melintas dan tidak pada jarak 15, 50 dan 70 m adalah 57,21-61,64 dB dan 51.04-59,93 dB; 52,33-62,08 dB dan 51,39-62,09 dB; 47,71-62,56 dB dan 48,16-62,56 dB. Kesimpulan. Pada jarak 15 meter terdapat perbedaan signifikan antara saat kereta melintas dan tidak sehingga semakin dekat jarak pengukuran dengan rel maka semakin besar tingkat kebisingan yang dihasilkan. Sementara pada pemodelan SoundPLAN 9.0 tingkat akurasi antara nilai prediksi dan pengukuran saat kereta tidak melintas dan saat melintas sebesar 0,457; 1,149 yang menunjukkan hasil pemodelan masih terdapat perbedaan dengan pengukuran langsung.