ARAHAN PENINGKATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA KAWASAN PERUMAHAN BERBASIS GIS DI KOTA MAKASSAR

Kota Makassar merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia Timur yang memiliki kepadatan yang tinggi. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan area permukiman berkembang dengan pesat dan kerapatan yang semakin meningkat akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Pemerintah Kota Makassar luasan RTH publik Kota Makassar sampai akhir tahun 2023 mencapai 11,47%. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan RTH publik di Kota Makassar dengan partisipasi pihak swasta terutama para pengembang atau developer. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui 1) mengetahui kondisi eksisting RTH Publik perumahan pada tiap tipe perumahan di Kecamatan Mangga, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah. 2) Menganalisis besaran kebutuhan RTH Publik pada tiap tipe perumahan di Kecamatan Mangga, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah. 3) Menyusun arahan peningkatan RTH Publik pada kawasan perumahan di Kecamatan Mangga, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Metode pendataan dilakukan studi literatur, observasi, dan dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakan metode interpretasi citra maka teknik penggalian data utama melalui SasPlanet dan Google Earth. Teknik analisis yang digunakan penelitian ini yakni analisis spasial dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu berdasarkan dari kondisi eksisting yang terdapat pada lokasi penelitian pada perumahan tipe mewah terdapat perumahan yang sudah sesuai tetapi terdapat juga perumahan yang tidak sesuai regulasi, untuk perumahan tipe menengah masih banyak terdapat perumahan yang masih belum sesuai dengan regulasi dan terdapat beberapa perumahan juga yang sudah sesuai regulasi. Dan pada tipe perumahan sederhana mendominan belum memenuhi standar kebutuhan RTH. Kemudian hasil analisis kebutuhan RTH publik pada tipe perumahan mewah yakni 33%, pada tipe perumahan menengah hanya 17%, dan pada tipe perumahan sederhana sebesar 20% yang sudah memenuhi kebutuhan RTH publik. Adapun arahan mengenai peningkatan RTH publik pada kawasan perumahan di lokasi penelitian yakni mempertahankan dan melakukan pemeliharaan kelestarian RTH publik, untuk perumahan yang belum sesuai dengan regulasi, untuk memaksimalkan RTH publiknya dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada RTH publik serta memanfaatkan lahan kosong yang ada pada perumahan.