Glori, Resky Ayu (2024) Hubungan Kebiasaan Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) dengan Kejadian Gizi Lebih (Studi Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 3 Makassar Tahun 2024). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201025_skripsi_11-09-2024 1-2.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Cover]](/42641/2.hassmallThumbnailVersion/K021201025_skripsi_11-09-2024%20cover1.png)

K021201025_skripsi_11-09-2024 cover1.png
Download (407kB) | Preview
![[thumbnail of Daftar Pustaka]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201025_skripsi_11-09-2024 dp.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Fulltext]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201025_skripsi_11-09-2024.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Remaja merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi lebih. Prevalensi gizi lebih pada remaja menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yaitu sebesar 16,2%. Penyebab gizi lebih sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs). Konsumen SSBs paling besar adalah remaja. SSB mengandung gula dan kalori yang tinggi namun rendah zat gizi. Hal ini dapat memicu terjadinya penambahan berat badan bila dikonsumsi secara berlebihan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) dengan kejadian gizi lebih pada remaja. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan di SMP Negeri 3 Makassar pada April-Juni 2024. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik proporsional random sampling sebanyak 196 remaja. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu timbangan Tanita, stadiometer dan Semi-Quatitaive Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh remaja dengan gizi lebih sebanyak 73 orang (37,2%). Kebiasaan konsumsi SSBs yang tinggi lebih banyak pada remaja dengan status gizi normal dibandingkan remaja yang mengalami gizi lebih. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang siginifikan antara frekuensi konsumsi SSBs dengan kejadian gizi lebih (pvalue=0,271) dan jumlah konsumsi SSBs dengan kejadian gizi lebih (pvalue=0,338). Kesimpulan dan Saran. Sebagian besar remaja memiliki kebiasaankonsumsi SSBs dengan frekuensi yang sering dan dalam jumlah yang tinggi. Perlu adanya pembatasan ataupun pengurangan konsumsi SSBs oleh remaja.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: Sugar-Sweetened Beverages, Remaja, Gizi Lebih |
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kesehatan Masyarakat > Ilmu Gizi |
Depositing User: | Andi Milu |
Date Deposited: | 03 Mar 2025 02:33 |
Last Modified: | 03 Mar 2025 02:33 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/42641 |