ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN PASCA BANJIR BANDANG (Studi Kasus Kota Masamba Kabupaten Luwu Utara)

IRFANDI MA’MUR. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Pasca Banjir Bandang (Studi Kasus kota Masamba Kabupaten Luwu Utara) (dibimbing oleh Arifuddin Akil sebagai pembimbing utama dan Sudirman Nganro sebagai pembimbing anggota).

Banjir bandang yang terjadi di kota Masamba pada Tahun 2020 menyebabkan kerusakan prasarana wilayah perkotaan Masamba dan sekitarnya. Banjir bandang tersebut juga menyebabkan perubahan tutupaan lahan dan perubahan infrastruktur kawasan perkotaan akibat tumpukan sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi perubahan lahan eksisting kawasan perkotaan Masamba pasca banjir bandang Tahun 2020; (2) Menganalisis tingkat kerentanan banjir kawasan perkotaan Masamba; (3) Merumuskan arahan pemanfaatan ruang berbasis mitigasi di kawasan perkotaan Masamba. Penelitian ini dikaji dengan kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengidentifakasi perubahan tutupan lahan penelitian ini menggunakan teknik analisis spasial (overlay). Untuk analisis tingkat kerentanan banjir digunakan teknik analisis spasial dengan metode pembobotan dan scoring antara beberapa parameter penyebab banjir yaitu kemiringan lereng, curah hujan, ketinggian lahan, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Untuk merumuskan arahan pemanfaatan ruang digunakan teknis analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh perubahan penggunaan lahan kawasan perkotaan Masamba pasca banjir bandang yaitu penambahan luas lahan dominan adalah ruang terbuka, dimana luas area sebelumnya sebesar 213, 57 Ha bertambah menjadi 380, 82 Ha (14,52 %). Sebaliknya pada lahan pertanian berupa perkebunan, sawah, ladang/tegalan mengalami pengurangan dari 718, 20 Ha menjadi 514, 28 Ha (18,22 %). Tingkat kerentanan banjir rendah berada di desa Kamiri dan desa Masamba serta sebagian wilayah kelurahan Kappuna dengan luas kawasan seluas 83,39 Ha, sedangkan tingkat kerentanan banjir tinggi berada di kelurahan Bone dan kelurahan Bone Tua seluas 244,07 Ha. Adapun di desa Radda, kelurahan Kappuna dan kelurahan Baliase tergolong rentan sedang seluas 824,75 Ha. Arahan penataan ruang pada kawasan penelitian yang rentan banjir sedang sampai tinggi dilakukan dengan mitigasi bencana yaitu optimalisasi dan peningkatan sarana dan prasarana pengendalian banjir. Rekomendasi pemanfaatan ruang untuk meminimalisasi banjir bandang serupa dimasa yang akan datang diperlukan evaluasi RDTR yang sudah ada, perencanaan master plan sistem drainase perkotaan, dan pemodelan klasifikasi kawasan rentan banjir. Penelitian ini berperan penting dalam kajian banjir untuk skala kawasan kota serta menjadi masukan bagi pemerintah sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemanfaatan ruang menuju kota yang tangguh dan berkelanjutan