FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMP NEGERI 1 TINGGIMONCONG, KABUPATEN GOWA.

Latar belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan indikator penting dalam menilai status kesehatan seseorang dan harus dijaga sejak usia dini. Remaja adalah kelompok usia yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut karena mereka sedang mengalami banyak perubahan fisik dan psikologis. Kesehatan gigi siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pengetahuan, pengalaman, dan kecemasan. Namun, tidak semua faktor ini mempengaruhi kejadian karies gigi dan status kebersihan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor- determinan yang mempengaruhi status kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMP Negeri 1 Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Tujuan. Untuk mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi status kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMP Negeri 1 Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Metode. Desain penelitian ini adalah Cross-sectional study Siswa SMP Negeri 1 Tinggimoncong sebagai sampel dengan simple randomize sampling didapatkan sebanyak 234 siswa, analisis data menggunakan uji Regresi Logistic berganda Hasil. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut menunjukkan pengaruh terhadap Indeks DMF-T (Decayed, Missing, Filled Teeth) memiliki nilai signifikan (p-value = 0.009), dengan siswa yang memiliki pengetahuan lebih baik cenderung memiliki kesehatan gigi yang lebih baik. Pengalaman kunjungan ke dokter gigi memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian maloklusi (p-value = 0.001) dan ini menunjukkan bahwa siswa yang lebih sering mengunjungi dokter gigi cenderung memiliki kebersihan mulut yang lebih baik dan risiko maloklusi yang lebih rendah. Kecemasan memiliki pengaruh signifikan terhadap Indeks DMF-T (p-value = 0.012), di mana siswa dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan gigi yang lebih buruk. Simpulan. faktor determinan yang mempengaruhi indeks OHI-S adalah tingkat pengetahuan, sedangkan indeks DMF-T dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kecemasan. Sementara itu, kejadian maloklusi lebih dipengaruhi oleh pengalaman kunjungan ke dokter gigi.