KORELASI RESPON PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL (ARV) DENGAN TERJADINYA RESISTENSI ARV LINI-1 PADA ORANG DENGAN HIV AIDS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN = CORRELATION OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ARV) RESPONSE TO FIRST-LINE ARV RESISTANCE IN PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS IN SOUTH SULAWESI

NURJANNAH. KORELASI RESPON PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL TERHADAP TERJADINYA RESISTENSI ARV LINI-1 PADA ORANG DENGAN HIV AIDS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (dibimbing oleh : Muh. Nasrum Massi, Risna Halim Mubin, Haerani Rasyid) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi respon klinis pengobatan ARV dengan tingkat resistensi ARV Lini-1 pada ODHIV dalam pengobatan ≤12 dan >12 bulan di Provinsi Sulawesi Selatan. Metode: Desain observasional bersifat analitik dengan rancangan cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian diambil dengan tekink purposive sampling berjumlah 36 ODHIV yang telah menjalani pengobatan ARV selama ≤12 (19 ODHIV) dan >12 bulan (17 ODHIV) di Layanan HIV Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 36 ODHIV, hanya 22 orang yang sampel plasmanya berhasil diperiksa genotipenya sehingga ditemukan 15 ODHIV (68.2%) mengalami mutasi virus terkait resistensi terhadap beberapa antiretroviral golongan NRTI dan NNRTI. Respon pengobatan dari gambaran klinis terkhusus IMT awal pada ODHIV ≤12 bulan berkorelasi dengan tingginya resistensi NNRTI sedangkan pada ODHIV >12 bulan, infeksi oportunistik yang berkorelasi dengan tingginya resistensi pada nevirapine (p<0.05). Respon virologi pada ODHIV on ARV ≤12 bulan, viraload >222.459 kopi/ml menunjukan korelasi yang kuat terhadap terjadinya resistansi tenovofir (TDF) sedangkan ODHIV on ARV >12 bulan, viraload berkorelasi kuat terhadap resistansi nevirapine. Semakin banyak jumlah mutasi pada kelompok NRTI dan NNRTI menyebabkan semakin tinggi tingkat resistensi pada berbagai jenis obat kecuali nevirapine (NVP) dan zidovidune (ZDV) yang tidak bermakna signifikan (p>0.05).

Keyword : Respon pengobatan; resistensi ARV; ARV lini 1; ODHIV