TRADISI ATTOANA TULE'LENG MASYARAKAT DESA BONTO MARANNU KABUPATEN BANTAENG = ATTOANA TULE'LENG TRADITION BONTO MARANNU VILLAGE COMMUNITY BANTAENG DISTRICT


MANTANG, MANTANG (2024) TRADISI ATTOANA TULE'LENG MASYARAKAT DESA BONTO MARANNU KABUPATEN BANTAENG = ATTOANA TULE'LENG TRADITION BONTO MARANNU VILLAGE COMMUNITY BANTAENG DISTRICT. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
F021201025_skripsi_29-09-2024 cover1.png

Download (393kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
F021201025_skripsi_29-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
F021201025_skripsi_29-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf

Download (816kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
F021201025_skripsi_29-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 10 January 2027.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

ABSTRAK Mantang, 2024, Skripsi ini berjudul “Proses, Struktur dan Fungsi Tradisi Attoana Tule’leng masyarakat Desa Bonto Marannu Kabupaten Bantaeng”. Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. (Dibimbing oleh Dafirah) Skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan, struktur kegiatan dan fungsi tradisi Attoana Tule’leng. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori Struktural Fungsionalisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Proses, Struktur dan Fungsi pada pelaksanaan Tradisi Attoana Tule’leng. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisi Attoana Tule’leng dimulai dari Ammolong jangang (Menyembeli ayam), A’runrung (Menata), A’dupa mata (Sesajen mentah), A’bissa berasa’ (Mencuci beras), A’dupa ti’no (Sesajen masak), A’cela jangang (Menggarami ayam), Ammaca kasalamakkang (Membaca keselamatan) dan Ammaleyangngang anrong guru (Mengembalikan pemangku adat). Pada pelaksanaan Attoana tule’leng terdapat prinsip tolong-menolong, sumbang-menyumbang berupa tenaga dan atau materi (uang dan beras). Tradisi Attoana tule’leng memiliki keunikan tersendiri, terutama kata tule’leng itu sendiri. Secara etimologi kata tule’leng adalah orang hitam. Namun, pada konteks lain tule’leng adalah taung’-taung’ atau biasa disebut dengan bayang-bayang hitam yang mengikuti seseorang yang dapat menghambat rejeki, membawa sial, dan mengetahui perbuatan baik dan buruk yang seseorang lakukan. Adapun struktur dalam tradisi Attoana tule’leng yaitu; Anrong guru, Bonto, Lau’, Sunggu, Sena’, Gallarang, Pattimang dan Kassi. Kata Kunci: Proses, Struktur, Fungsi, Tradisi, Attoana Tule’leng

Kata Kunci: Proses, Struktur, Fungsi, Tradisi, Attoana Tule’leng

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Process, Structure, Function, Tradition, Attoana Tule’leng.
Subjects: P Language and Literature > PC Romance languages
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Bugis-Makassar
Depositing User: Rasman
Date Deposited: 30 Jan 2025 05:32
Last Modified: 30 Jan 2025 05:32
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/41722

Actions (login required)

View Item
View Item