Efektivitas Induksi Berahi Pada Sapi Perah Dara yang Anestrus dengan Skor Kondisi Tubuh Rendah

Rendahnya nilai Body Condition Score (BCS) memiliki pengaruh besar pada
produktivitas ternak pada sapi perah dara hingga dapat menyebabkan kondisi
anestrus pada ternak. Induksi berahi diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut
dengan merangsang terjadinya aktivitas ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara perbedaan nilai BCS terhadap keberhasilan induksi
berahi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yakni 18 ekor sapi perah dara
FH dengan status ovarium yang berbeda-beda. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yakni secara eksperimen dengan pengelompokan menjadi 3 kelompok
BCS (Kelompok I: BCS=<2,5, Kelompok II: BCS=2,75, dan Kelompok III:
BCS≥3), serta diberi perlakuan sinkronisasi berahi dengan menggunakan hormon
GnRH (Fertagyl), PGF2α, dan Estradiol (Ovolumon). Hasil yang diperoleh yakni
pada kelompok I terdapat 5 dari 7 ekor dalam kondisi anestrus, kelompok II terdapat
4 dari 6 ekor dalam kondisi anestrus, dan kelompok III terdapat 2 dari 5 ekor dalam
kondisi anestrus. Setelah dilakukan induksi berahi, semua ternak menunjukkan
respon terhadap induksi berahi kecuali 2 ekor pada kelompok III. Dapat
disimpulkan bahwa BCS dan kondisi anestrus tidak memiliki pengaruh pada tingkat
keberhasilan induksi berahi. BCS ideal untuk sapi perah memperoleh kebuntingan
yakni berkisar antara 2,75-3,5.