Pengaruh Intensitas Upwelling Terhadap Distribusi Ikan Kembung Pada Alat Tangkap Purse Seine di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

MOH. RAFLI FURQAN HIDAYAT. LO51 20 1073. “Pengaruh Intensitas Upwelling Terhadap Distribusi Ikan Kembung Pada Alat tangkap Purse Seine di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan”. Dibimbing oleh Mukti Zainuddin sebagai Pembimbing utama dan Rachmat Hidayat Sebagai Pembimbing anggota.
Perairan Teluk Bone mengandung bahan organik yang relatif kaya karena fenomena upwelling sepanjang monsun tenggara. Perairan ini dibatasi oleh Laut Flores di Selatan sehingga massa air di Teluk Bone sangat dipengaruhi oleh massa air di luar teluk, khususnya Laut Flores. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan pengaruh intensitas Upwelling terhadap sebaran parameter oseanografi suhu permukaan laut, dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan kembung (Rastreligger sp). Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai informasi untuk mengetahui hubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan ikan kembung pada alat tangkap purse seine di perairan Kabupaten Bulukumba. Kajian ini di lakukan dengan dua metode dengan mengumpulkan data primer berupa hasil tangkapan ikan kembung, titik koordinat dan pengukuran parameter suhu permukaan laut dimana pengambilan data dilakukan dengan cara mengikuti pengoperasian penangkapan purse seine, serta data sekunder berupa data citra satelit suhu permukaan laut, dan klorofil-a yang diperoleh dari Nasa Ocean Color. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode statistik deksriptif dengan mengkaji histogram hubungan luasan area upwelling dan sebaran parameter oseanografi suhu permukaan laut, dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan kembung. Hasil penelitian ini yaitu ikan kembung banyak tertangkap pada suhu 29.1-30°C dengan hasil tangkapan 1675kg, klorofil-a 0.21-0.26 (mg/m3) dengan hasil tangkapan 1520kg. upwelling memiliki pengaruh secara langsung terhadap hasil tangkapan ikan kembung. Hasil tangkapan ikan tertinggi terjadi 1 hingga 2 bulan setelah terjadinya puncak upwelling, dikarenakan memerlukan jeda waktu (time lag) yang di butuhkan setelah terjadinya upwelling untuk menyebarkan nutrient ke fishing ground.