Sudarsono, Sudarsono (2023) EPIDEMIOLOGI PENYAKIT VIRUS KUNING KERITING, PEPPER YELLOW LEAFCURL INDONESIA VIRUS (PepYLCIV) PADA TANAMAN CABAI: PERAN BENIH SEBAGAI SUMBER INOKULUM PRIMER. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
G022191003_tesis_06-11-2023 CAVER1.jpg
Download (222kB) | Preview
G022191003_tesis_06-11-2023 BAB 1-2.pdf
Download (507kB)
G022191003_tesis_06-11-2023 DP.pdf
Download (5MB)
G022191003_tesis_06-11-2023.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (6MB)
Abstract (Abstrak)
Pengetahuan selama ini menunjukkan bahwa PepYPCIV tidak ditularkan melalui benih, hanya melalui serangga vektor. akan tetapi fenomena di lapangan bahwa insidensi penyakit kuning keriting dapat terlihat pada tanaman meskipun vektor tidak teramati menimbulkan dugaan baru terkait mekanisme penularan virus. Penelitian dilakukan untuk (1) mengidentifikasi bibit sebagai sumber inokulum primer (2) mengidentifikasi kutukebul sebagai sumber inokulum primer di lahan, (3) mengidentifikasi PepYLCIV dapat ditularkan dari tanaman yang terinfeksi ke benih secara alami di lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percontohan dan Laboratorium Hubungan Serangga dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Unhas. Metode penelitian meliputi: (1) Pengamatan insidensi dan vektor di pembibitan (2) Pengamatan insidensi dan vektor di lahan (3) identifikasi PepVLCIV menggunakan metode PCR. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial dengan dua faktor, masing-masing dua taraf. Faktor kondisi pengurungan bibit (bibit dalam kurungan dan tanpa kurungan), dan faktor pengurungan tanaman di lahan (tanaman dalam kurungan dan tanaman tanpa kurungan), diperoleh empat kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Menggunakan varietas pilar. Variabel pengamatan meliputi populasi telur, nimfa, imago dan insidensi penyakit yang diamati sejak hari ketujuh dan diulang setiap tujuh hari hingga umur tanaman 16 minggu setelah tanam. Pengamatan penularan virus dari tanaman ke benih dilakukan menggunakan metode polimerase chain reaction (PCR), menggunakan sampel benih cabai yang diperoleh dari tanaman yang menunjukkan gejala kuning keriting di lapangan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa benih diperoleh dari tanaman yang bergejala kuning keriting mengandung PepVLCIV berdasarkan hasil pemeriksaan PCR. Insidensi penyakit pada pembitan mencapai 2.47% pada 5 minggu setelah semai (mss). Tanaman tanpa kurungan di lahan dan bibitnya bersumber dari pembibitan yang tidak terlindungi vektor menunjukkan insidensi 100% dengan keparahan tertinggi mencapai 87%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PepVLCIV dapat ditularkan melalui benih dan berkembang pada pertanaman generasi berikutnya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Pertanian > Ilmu Hama dan Peny. Tumbuhan |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 09 Jan 2025 05:23 |
Last Modified: | 09 Jan 2025 05:23 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/41114 |