Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Terhadap Incompetent Lip Seal On Facial Soft Tissue Form Pada Anak-anak

Latar belakang: Bernapas adalah salah satu fungsi vital tubuh. Dalam kondisi fisiologis normal, pernapasan dilakukan melalui hidung. Bernapas melalui mulut adalah kebiasaan seseorang mengganti pola pernapasan yang benar melalui hidung dengan pola pernapasan melalui mulut, atau campuran keduanya. Pernapasan melalui mulut secara terus menerus selama masa pertumbuhan dapat merusak fungsi rongga mulut, keadaan rongga mulut, dan morfologi kraniofasial. Bernapas melalui mulut dapat menyebabkan penurunan pH intraoral yang menyebabkan erosi dan karies gigi. Kebiasaan bernapas lewat mulut jika berlangsung lama dapat mengakibatkan deformitas wajah, malposisi gigi, serta maloklusi. Kebiasaan bernapas melalui mulut juga akan menyebabkan peningkatan lebih lanjut ukuran tonsil, menimbulkan hambatan pada pernapasan hidung, dan akan menyebabkan penurunan efisiensi otot-otot. Selain itu, pertumbuhan 7 struktur dentofasial juga akan terganggu yang nantinya dapat menyebabkan perubahan profil dan maloklusi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bernapas melalui mulut dan incompetent lip seal pada anak-anak. Metode: Subjek penelitian ini adalah siswa SD Inpres Kampus Unhas. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan termasuk penelitian kausal komparatif yang bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan nilai p sebesar 0.000. Dikarenakan nilai p < 0.05, maka terdapat hubungan Bernapas Lewat Mulut dengan Bibir Inkompeten pada anak-anak. Adapun koefisien korelasi yang dimiliki kedua variabel ini yaitu sangat kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0.813. Kesimpulan: Terdapat korelasi yang sangat kuat atau korelasi positif antara kebiasaan bernapas melalui mulut dengan bibir inkompeten pada anak berdasarkan penelitian di SD Inpres Kampus Unhas.