Tingkat Kinerja Inseminator dalam Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) Sapi Potong Milik Peternak Peserta SIWAB Di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur.

Reza Ardiansyah I011 17 1325 Tingkat Kinerja Inseminator Dalam Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) Sapi Potong Milik Peternak Peserta Siwab Di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Dibawah bimbingan Tanrigiling Rasyid sebagai pembimbing utama dan Ilham Rasyid sebagai pembimbing anggota.

Tingkat kinerja inseminator sbagai wadah pelayanan IB, disiplin dalam melakukan IB, terampil dalam melakukan IB, sebagai fasilitator yang memfasilitasi kegiatan IB. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB salah satunya bagaimna tingkat kinerja inseminator yang selalu sigap dan selalu bisa mewadahi masyarakat yang membutuhkan pelayanan IB untuk meningkatkan program SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Berhasil tidaknya IB ditentukan oleh tingkat kinerja inseminator Inseminasi Buatan untuk menunjang keberlanjutan program pemerintah SIWAB (Sapi Induk Wajib Bunting). Hai ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan peternak masih minim, maka dari itu dibutuhkan sumber daya manusia berkualitas dan juga pembinaan profesionalisme inseminator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan, disiplin dan keterampilan sebagai penyebab kinerja inseminator dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) sapi potong milik peternak peserta siwab di Desa Bangun Jaya tidak tercapai sesuai harapan di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2022 di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Kuisioner dan Observasi. Hasil Penelitian di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur, terdapat 4 bentuk tolak ukur tingkat kinerja inseminator sebagai wadah penyuluhan IB, kedisiplinan dalam melakukan IB, keterampilan dalam melakukan IB, dan sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh hasil bahwa Tingkat Kinerja inseminator yang telah diukur berdasarkan 4 tolak ukur yang digunakan masih kurang maksimal dikarenakan masih kurangnya kegiatan inseminator terkait pelayanan IB yang belum terlaksana dengan baik diman pelayanan tersebut berguna untuk memenuhi standarisasi SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting).