GAMBARAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN RANGAS KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT = “Description of Early Marriage in Rangas Village, Majene Regency West Sulawesi”

Nur Devi Syamsir. Gambaran Pernikahan Dini di Kelurahan Rangas Kabupaten Majene Sulawesi Barat (dibimbing oleh Prof. Dr. Suriah, SKM, M.Kes dan Dr. Shanti Riskiyani, SKM, M.kes).
Latar Belakang: Pernikahan dini masih kerap dijumpai dalam masyarakat. Kasus pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 24%, dan di tahun 2015 adalah sebesar 22,82% , hal ini menunjukkan satu dari lima perempuan pernah kawin di usia 20-24 tahun dan melakukan perkawinan pertama sebelum usia 18 tahun. Jumlah pernikahan dini hanya mengalami penurunan sekitar 1% saja dari tahun 2013 sampai ke tahun 2020 (Badan Pusat Statisti, 2020). Gambaran terjadinya pernikahan usia dini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pemahaman atau pengetahuan tentang pernikahan usia dini yang masih rendah, faktor penyebab pernikahan dini yang disebabkan oleh ekonomi yang kurang. Pernikahan dini merupakan pernikahan sebelum mencapai umur 18 tahun dan sebelum anak matang secara fisik, fisiologis dan psikologis. Sulawesi Barat merupakan Provinsi paling tinggi dalam kasus pernikahan dini yang melampaui rataan nasional sebesar 34,22%. Di Kelurahan Rangas Kabupaten Majene pada tahun 2020 terjadi 11 pernikahan dini, pada tahun 2021 sebanyak 19 pasangan melakukan pernikahan dini dan pada tahun 2022 mengalami peningkatan yakni sebanyak 27 pernikahan dini di Kelurahan Rangas Kabupaten Majene (Kantor Urusan Agama.Kec Banggae, 2022).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian pernikahan dini di Kelurahan Rangas Kabupaten Majene, mengetahui faktor penyebab pernikahan dini, dampak terhadap kesehatan dan dimensi budaya yang mempengaruhi kejadian pernikahan dini. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode In-Depth Interview. Jumlah informan sebanyak 19 orang dengan metode purposive sampling yang terdiri atas 8 orang remaja yang melakukan pernikahan dini, 8 orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini, 1 orang staf KUA, 1 orang tokoh agama dan 1 orang tokoh masyarakat.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kejadian pernikahan dini disebabkan faktor yang mempengaruhi yaitu ekonomi, faktor pendidikan, faktor agama dan kepercayaan, dampak dari pernikahan dini terhadap kesehatan mempengaruhi terjadinya hipertensi dan anemia, selain itu dimensi budaya adanya perjodohan yang dilakukan secara turun temurun.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan pernikahan dini terjadi di Kelurahan Rangas Kabupaten Majene yaitu faktor ekonomi karena pendapatan keluarga yang kurang, faktor agama karena ingin menghindari perzinahan dan faktor kepercayaan yaitu adanya perjodohan, selain itu dampak kesehatannya yaitu ibu mengalami anemia, hipertensi dan anak lahir secara prematur serta adanya perjodohan.

Kata Kunci: Pernikahan usia dini, Dampak Kesehatan, Hipertensi, Anemia dan Dimensi budaya.