Perilaku Infiltrasi pada Berbagai Pola Penggunaan Lahan pada Jenis Tanah Ultisol di Sub DAS Tanralili = Infiltration Behavior in Various Land Use Patterns on Ultisol Soil Types in the Tanralili Sub-Watershed

Latar Belakang. Penggunaan lahan hutan di sub DAS Tanralili selama 10 tahun terakhir telah berkurang sebesar 0,3% dan pada 20 tahun terakhir pertanian lahan kering meningkat sebesar 59,63%. Perubahan ini menyebabkan daya serap tanah atau infiltrasi berkurang dikarenakan kurangnya vegetasi yang akan berdampak pada perubahan sifat fisik tanah. Rendahnya infiltrasi dapat menyebabkan tingginya aliran permukaan dikarenakan kurangnya air yang masuk kedalam tanah. Banyak penelitain yang telah dilakukan di sub DAS Tanralili mengenai erosi, aliran permukaan dan perubahan debit aliran namun masih kurang yang melakukan penelitain mengenai infiltrasi, padahal infiltrasi merupakan salah satu bagian penting dalam siklus hidrologi karena infiltrasi menentukan banyaknya air hujan yang akan masuk kedalam tanah sehingga dapat dilakukan tindakan konservasi untuk mengurangi aliran permukaan. Metode. Penelitian ini dilaksanakan di sub DAS Tanralili Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Mei 2024. Infiltrasi diukur langsung menggunakan double ring infiltrometer dengan interval waktu pengukuran 5 menit . Model yang digunakan dalam menduga laju infiltrasi yaitu model horton. Hasil. Penggunaan lahan hutan dan belukar laju infiltrasinya sama sama tergolong dalam kriteria sedang namun nilainya berbeda pada penggunaan lahan hutan laju infiltrasinya 60,04 mm/jam dan belukar 56,02 mm/jam. penggunaan lahan hutan lebih cepat mecapai konstan dibanding belukar dikarenakan tingginya kadar air awal pada hutan yaitu 25,47-45,24%. Pertanian lahan kering infiltrasinya tergolong agak cepat dengan laju infiltrasi 67,39 mm/jam, waktu konstan pada pertanian lahan kering lebih lama dibanding lahan hutan dan belukar. Tingginya laju infiltrasi dan lamanya waktu konstan pada lahan pertanian lahan kering dikarenakan tekstur tanahnya yang lempung berpasir, bahan organik yang tinggi (4,90 %), kadar air rendah (18,55%) serta rendahnya bulk density (0.99 g/cm3). Kesimpulan. Laju infiltrasi pada jenis tanah ultisol diberbagai penggunaan lahan itu berbeda-beda, pada penggunaan lahan pertanian lahan kering nilai laju infiltrasinya 67,39 mm/jam yang tergolong dalam kriteria agak cepat, penggunaan lahan belukar nilai laju infiltrasinya 56,02 mm/jam yang tergolong dalam kriteria sedang dan penggunana lahan hutan nilai laju inifiltrasinya 60, 04 mm/jam yang tergolong dalam kriteria sedang. Nilai infiltrasi kumulatif dan nilai fc penggunaan lahan pertanian lahan kering lebih tinggi dari penggunaan lahan belukar dan hutan. Tingginya laju infiltrasi pada penggunaan lahan pertanian lahan kering ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tekstur tanah lempung berpasir dan memiliki bahan organik yang tinggi serta bulk density yang rendah.

Keywords : Laju infiltrasi; model Horton; infiltrasi kumulatif; nilai fc; penggunaan lahan