Analisis Visualisasi Nyala Api Co-firing Menggunakan Rocket Stove = Co-Firing Flame Visualization Analysis Using Rocket Stove

Seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri, maka penggunaan akan bahan bakar juga meningkat sehingga dapat berdampak pada naiknya jumlah konsumsi bahan bakar yang berakibat pada semakin menipisnya cadangan minyak bumi yang ada. Co-firing dianggap sebagai pendekatan jangka pendek yang paling menjanjikan untuk mengurangi CO2, dengan mitigasi emisi melalui penggunaan biomassa. Teknologi co-firing dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang hampir punah.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis karakteristik pembakaran dari bahan bakar biomassa tempurung kelapa, cangkang kepayang dan serbuk kayu yang meliputi waktu pembakaran, laju pembakaran, temperatur pembakaran dan menganalisis visualisasi nyala api hasil pembakaran dari biomassa rocket stove.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dimulai pada bulan Desember 2023 di Laboratorium Internal Combustion Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan mengidentifikasi dan perumusan masalah, melakukan studi pustaka, pengambilan data, melakukan analisa hasil dan pembahasan, serta penarikan kesimpulan dan saran.
Hasil penelitian ini menunjukkan tempurung kelapa, cangkang kepayang, dan serbuk kayu, dimana memiliki laju pembakaran berurutan 0,0000566 gr/menit, 0,000082 gr/menit, dan 0,000145 gr/menit. Untuk waktu pembakaran variasi biomassa tempurung kelapa, cangkang kepayang, dan serbuk kayu, memiliki waktu nyala api berurutan 5 menit, 3 menit 25, dan 2 menit 30 detik. AFR untuk biomassa tempurung kelapa 106,007 cangkang kepayang 87,805 dan serbuk kayu 66,207. ER untuk biomassa tempurung 492,685 cangkang kepayang 412,23 dan serbuk kayu 310,83. Kemudian laju alir volumetrik untuk biomassa tempurung kelapa 0,005 m^3⁄s untuk cangkang kepayang 0,006 m^3⁄s dan untuk serbuk kayu jati 0,008 m^3⁄s. Pada visualisasi nyala api, warna nyala api tidak didapati ada yang berwarna kebiru-biruan. Namun temperatur nyala api tertinggi berhasil menyentuh angka sebesar 520°C pada laju aliran udara 0,0087 kg/s pada biomassa serbuk kayu. Warna api yang dihasilkan pada ketiga biomassa yang digunakan yaitu warna jingga.

Keywords : Biomassa, Co-firing, AFR, ER, Visualisasi Nyala Api