Konflik Persaingan Elit Bangsawan Kerajaan Tanete 1814-1910

Kajian Konflik Persaingan Elit Bangsawan Kerajaan Tanete 1814-1910 menjelaskan tentang dinamika konflik internal di Tanete, serta apa yang menjadi faktor yang memicu terjadinya konflik persaingan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melacak akar masalah konflik internal yang terjadi antara elit bangsawan Tanete tersebut. Adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan melakukan studi literatur. Konflik internal yang terjadi pada rentang periode 18141910 merupakan kelanjutan dari perseteruan antara La Maddusila dan La Tenrisessuq. Konflik tersebut berlanjut sampai pada keturunan mereka berdua, yakni antara La Patau dan La Rumpang Megga, dalam memperebutkan supremasi atas Kerajaan Tanete. Setelah itu konflik berlanjut antara internal keturunan La Tenrisessuq sendiri, yang ditandai dengan perseteruan antara Colliq Puji’e dengan puterinya We Tenri Olle, serta We Tenri Olle dengan suaminya sendiri La Sangaji yang sama-sama merupakan keturunan La Tenrisessuq melalui jalur La Rumpang Megga. Selain daripada faktor konflik dikalangan internal istana Kerajaan Tanete, diketahui pula bahwa konflik persaingan yang terjadi pada periode tersebut juga tidak lepas dari intervensi yang dilakukan oleh Belanda, dalam rangka membangun kembali supremasinya di kerajaan-kerajaan Sulawesi Selatan khususnya Kerajaan Tanete. Adapun hasil akhir dari konflik ini adalah berkuasanya secara penuh Belanda terhadap Tanete, sehingga disatu-sisi hal demikian memberikan sumbangsih bagi Tanete dalam perkembangan ekonomi, politik, dan terutama ilmu pengetahuan.