Analisis Pewarna Rhodamin B Pada Blush on Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Kota Makassar Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS

Latar Belakang. Rhodamin B merupakan salah satu zat pewarna yang dilarang pengunaanya dalam kosmetik. Hal ini disebabkan karena fungsi utama Rhodamin B sebagai pewarna tekstil dan dapat memberikan dampak berbahaya bagi konsumen jika terakumulasi dalam tubuh. Namun, seringkali ditemukan kasus penyalahgunaan pewarna Rhodamin B pada kosmetik dengan alasan relatif murah dan menghasilkan warna cerah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan Rhodamin B pada Blush on dan mengetahui kadar Rhodamin B pada Blush on yang diperoleh dari pasar tradisional dan pasar modern kota Makassar. Metode. Penelitian ini menggunakan sebanyak 15 produk Blush on yang diperoleh dari pasar tradisional dan pasar modern kota Makassar dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil. Uji kualitatif menggunakan metode KLT, diduga ada 5 sampel Blush on yang mengandung Rhodamin B dengan nilai Rf yang sama yaitu 0,66. Hasil verifikasi motode analisis dengan panjang gelombang 544,50 nm menunjukkan uji akurasi pada konsentrasi 0,5 ppm, 1,5 ppm, dan 2,5 ppm dengan %recovery berturut – turut adalah 101,725%; 100,927% dan 102,281%. Hasil uji presisi pada konsentrasi 0,5 ppm 1,5 ppm dan 2,5 ppm diperoleh %RSD secara berturut-turut adalah 0,0977%; 0,1243%; dan 0,1185%; Uji linearitas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,9984. Nilai LOD sebesar 0,1196 ppm dan LOQ sebesar 0,3624 ppm. Hasil penetapan kadar Rhodamin B yang terkandung dalam sampel blush on KB 1 sebesar 0,731%; sampel ML sebesar 1,046%; sampel HN sebesar 1,621%; sampel AN sebesar 0,772%; dan sampel KB 2 sebesar 0,752%. Kesimpulan. Pengukuran metode analisis yang dilakukan menunjukkan sampel Blush on yang beredar di pasar tradisional dan pasar modern kota Makassar diduga kandungan Rhodamin B.