STUDI FRAMING SOSIAL (Studi Kasus Penggemar Drama Boys Love Thailand di Kota Makassar)

Nurfadhila, E031181322. Penelitian ini bertemakan Studi Framing Sosial (Studi Kasus Penggemar Drama Boys Love Thailand di Kota Makassar). Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis dibimbing oleh Dr. Buchari Mengge, M.A dan Drs. Arsyad Genda, M.Si. Penelitian ini mengkaji praktik framing yang dilakukan penggemar drama boys love Thailand. Kepopuleran drama boys love Thailand sebagai salah satu tontonan yang bernuansa homoseksual menjadi sebuah fenomena baru dan terbukti menarik banyak penggemar dari berbagai kelompok masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan framing penggemar terhadap pesan-pesan homoseksual dalam drama boys love Thailand. Penelitian ini meggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pendekatan studi kasus. Teknik penentuan informan yaitu menggunakan snowball sampling, dan data diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap 7 penggemar. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori framing Erving Goffman melalui dua konsep utamanya, yaitu primary framework dan penguncian aktivitas yang diklasifikasikan lagi ke dalam empat kunci, yaitu make-believe, contests, ceremonials, serta technical redoings dalam menganalisis skema interpretasi penggemar drama boys love Thailand. Penelitian ini menemukan bahwa lingkungan sosial dan latar belakang penggemar drama boys love yang berbeda berpengaruh terhadap bagaimana mereka menginterpretasikan pesan-pesan homoseksual yang ditampilkan dalam drama boys love Thailand. Daya tarik drama boys love Thailand adalah alur cerita yang menarik, ada yang tertarik karena menggemari aktornya, drama boys love Thailand di nilai menawarkan romantisme yang berbeda, serta media fantasi seksual. Penulis juga menemukan bahwa drama boys love Thailand telah berhasil menyuguhkan kisah dan konflik yang dialami oleh mayoritas kelompok homoseksual, namun drama boys love Thailand yang merupakan representasi dari kebebasan berekspresi gender di Thailand tentu belum relevan dengan realitas kehidupan homoseksual masyarakat Kota Makassar.