IDENTIFIKASI MIKROPLASTIK UDARA DALAM RUANGAN SEKOLAH DI JALAN KOLEKTOR KOTA MAKASSAR

Penelitian terkait mikroplastik telah banyak dilakukan, terutama untuk sektor perairan. Akan tetapi untuk sektor udara, penelitian tentang mikroplastik udara masih terbatas terutama untuk dalam ruangan, sedangkan mayoritas aktivitas manusia dilakukan di dalam ruangan dan perabotan rumah tangga kebanyakan menggunakan bahan dasar plastik. Sehingga dapat dikatakan bahwa kontaminasi mikroplastik udara dalam ruangan hampir pasti terjadi. Adapun salah satu kategori bangunan dengan tingkat aktivitas yang tinggi adalah sekolah. Bahaya mikroplastik terhadap kesehatan manusia dapat menjadi salah satu faktor pentingnya dilakukan identifikasi terkait mikroplastik udara dalam ruangan, dimana mikroplastik dapat mengganggu kesehatan dan paparan mikroplastik terhadap manusia dapat melalui inhalasi, tertelan dan kontak kulit. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi, mengetahui karakteristik mikroplastik dan menganalisis hubungan antara jumlah mikroplastik dengan karakteristik ruang. Penelitian ini dilakukan pada sekolah di Jalan Kolektor Kota Makassar dengan karakteristik ruang yang hampir sama, yakni SMA Negeri 6 Makassar, SMP Negeri 8 Makassar dan UPT SPF SMP Negeri 17 Makassar dengan metode pengumpulan data menggunakan prinsip debu jatuh dan dianalisis di laboratorium. Analisis karakteristik mikroplastik dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara visual dengan menggunakan mikroskop Dino Lite dan analisis karkteristik mikroplastik yang teridentifikasi dilakukan dengan menggunakan software Image J. Adapun analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software SPSS Statistik 26. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi mikroplastik yang ditemukan pada SMA Negeri 6 Makassar ada pada rentang 1182-3692 MPs/m2/hari, 964-7141 MPs/m2/hari untuk SMP Negeri 8 Makassar dan 1331-10786 MPs/m2/hari untuk UPT SPF SMP Negeri 17 Makassar, dimana fragmen adalah jenis yang paling banyak ditemukan untuk ketiga sekolah dan warna dominan yang teridentifikasi adalah hijau dan merah. Adapun analisis hubungan antara karakteristik ruang dan jumlah kelimpahan mikroplastik untuk ketiga lokasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, dimana hal ini menunjukkan bahwa untuk karakteristik ruang yang hampir seragam, konsentrasi mikroplastik yang dihasilkan dapat beragam. Hal tersebut diindikasikan dapat disebabkan oleh banyak faktor lain yang dapat memicu kelimpahan mikroplastik, diantaranya adalah aktivitas dalam ruang seperti kebiasaan penggunaan kantong plastik, produk kebersihan, penggunaan bahan tekstil seperti masker, dll., juga transformasi dari jalan, dimana dimasa yang akan datang diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.