Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Berbagai Jenis dan Konsentrasi Cendawan Endofit

AZHATUL KHAERANI, Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Berbagai Jenis dan Konsentrasi Cendawan Endofit (dibimbing oleh Elkawakib Syam’un dan Feranita Haring ).
Latar Belakang. Bawang merah termasuk komoditas utama dalam prioritas pengembangan sayuran dataran rendah di Indonesia. Ketersediaan produksi bawang merah yang tidak terpenuhi sepanjang tahun ditengah permintaan pasar yang terus meningkat disebabkan karena OPT yang terus menjadi permasalahan dan penggunaan umbi sebagai benih secara terus menerus oleh petani dapat menurunkan kualitas benih akibat akumulasi patogen tular umbi sehingga dapat menurunkan produktivitas bawang merah. Dalam hal ini penggunaan biji botani dan cendawan endofit menjadi solusi yang potensial. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh pengaplikasian dan konsentrasi terbaik pengaplikasian cendawan endofit terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah asal biji botani. Metode. Penelitian ini dilaksanakan dua skala yaitu laboratorium dan lapangan penelitian skala laboratorium dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin dan penelitian lapangan dilaksanakan di Exprimental Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Juli-Oktober 2023. Penelitian disusun dalam bentuk rancangan percobaan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dalam rancangan acak kelompok (RAK). Petak utama yaitu jenis cendawan endofit yang terdiri atas 3 taraf yaitu Trichoderma asperellum, Beauveria bassiana, dan Metharizium anisopliae. Sedangkan anak petak yaitu konsentrasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa cendawan endofit; 6 g L-1 dan 12 g L-1. Hasil. Bagian hasil menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara cendawan Beauveria bassiana dan konsentrasi pengaplikasian 6 g L-1 mencatat rata-rata berat kering tanaman (37,34 g), berat kering umbi (35,17 g), produksi per hektar (21,95 t), dan indes panen (1,11%). Secara tunggal perlakuan konsentrasi pengaplikasian 6 g L-1 mencatat berat segar tanaman terbaik (51,91 g), berat segar umbi (37,85 g), persentase serangan Fusarium oxysporum (4,13 %) dan konsentrasi pengaplikasian 12 g L-1 mencatat diameter umbi terbaik (39,70 g). Kesimpulan. Perlakuan cendawan endofit dan konsentrasi pengaplikasiannya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah.