Palinrungi, Muhammad Asykar Ansharullah (2023) PERBANDINGAN EFEK AGONIS RESEPTOR ADRENERGIK β3 DAN ANTAGONIS RESEPTOR ADRENERGIK α1 TERHADAP DERAJAT INFLAMASI MUKOSA KANDUNG KEMIH PADA PASIEN DENGAN PEMASANGAN STENT URETER. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
C013181031_disertasi_06-12-2023 cover1.png
Download (220kB) | Preview
C013181031_disertasi_06-12-2023 1-2.pdf
Download (2MB)
C013181031_disertasi_06-12-2023 dp.pdf
Download (543kB)
C013181031_disertasi_06-12-2023.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
MUHAMMAD ASYKAR ANSHARULLAH PALINRUNGI. Perbandingan efek agonis reseptor adrenergik β3 dan antagonis reseptor adrenergik α1 terhadap derajat inflamasi mukosa kandung kemih pada pasien dengan pemasangan stent ureter (dibimbing oleh : Haerani Rasyid, Prihantono, Husni Cangara)
Latar belakang: Pemasangan stent ureter (Double J Stent) dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang berupa keluhan saluran kemih bagian bawah yang dinilai menggunakan Ureteral SymptomsQuestionnare Score (USSQ) – Urinary Symptom. Mirabegron dan tamsulosin saat ini dipakai sebagai terapi medikamentosa. Penelitian ini menilai bagaimana perbandingan efek mirabegron, tamsulosin, dan plasebo terhadap derajat inflamasi mukosa kandung kemih, kadar IL-6, kadar IL-10 serta keluhan saluran kemih bagian bawah pada pasien dengan pemasangan stent ureter?
Metode: Dilakukan penelitian eksperimental prospektif, uji klinis acak, double blind, kontrol plasebo pada pasien dengan pemasangan stent ureter di RS Wahidin Sudirohusodo, RSPTN Universitas Hasanuddin, dan RS Akademis Jaury Jusuf Putra Makassar. Sebanyak 50 pasien dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 16 pasien grup plasebo sebagai kontrol, 17 pasien grup tamsulosin 0,4 mg/hari, dan 17 pasien mirabegron 50 mg/hari. Pengambilan sampel darah dan urine untuk IL-6 dan IL-10 yang akan diperiksa dengan cara ELISA dan biopsi mukosa kandung kemih yang akan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin dilakukan sebelum pemasangan dan saat stent ureter akan dilepas. Keluhan saluran kemih bagian bawah dinilai menggunakan USSQ-Urinary Symptomspada pekan I hingga pekan VI setelah pemasangan stent ureter.
Hasil: Dari 50 subjek penelitian rata-rata umur 41,36 (18-67) tahun dan rata-rata indeks massa tubuh dengan gizi baik (66%). Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat inflamasi mukosa kandung kemih dengan keluhan saluran kemih bagian bawah (p<0,05), dan peningkatan IL-6 serum dan urine (p<0,05), tetapi tidak dengan peningkatan IL-10 serum dan urine (p>0,05). Mirabegron dan tamsulosin mempunyai efektifitas yang sama (p=0,337) dan secara signifikan dapat menghambat perubahan derajat inflamasi mukosa kandung lebih baik dibandingkan plasebo (p=0,001 dan p=0,021). Mirabegron lebih baik dibandingkan tamsulosin dan plasebo (p=0,000) dan tamsulosin lebih baik dibandingkan plasebo (p=0,05) dalam mengurangi keluhan saluran kemih bagian bawah. Mirabegron lebih baik dibandingkan dengan tamsulosin dan plasebo (p=0,036 dan p=0,007) dalam menurunkan kadar IL-6 serum, tetapi di urine hanya mirabegron yang lebih efektif dibandingkan plasebo (p=0,007). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara plasebo, tamsulosin, dan mirabegron dalam meningkatkan kadar IL-10 serum dan urine (p>0,05)
Kesimpulan: Mirabegron 50 mg/ hari terbukti memiliki efektivitas lebih baik daripada tamsulosin 0,4 mg/ hari. Namun, tamsulosin dapat menjadi alternatif untuk mengatasi keluhan saluran kemih bagian bawah.
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Ilmu Kedokteran |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 31 Oct 2024 00:27 |
Last Modified: | 31 Oct 2024 00:27 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38610 |