PENGARUH POLIMORFISME CYP2C19 DAN ABCB1 DENGAN IN-STENT RESTENOSIS PASKA INTERVENSI KORONER PERKUTAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF DI NUSA TENGGARA BARAT


Pintaningrum, Yusra (2023) PENGARUH POLIMORFISME CYP2C19 DAN ABCB1 DENGAN IN-STENT RESTENOSIS PASKA INTERVENSI KORONER PERKUTAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF DI NUSA TENGGARA BARAT. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of C013181014_disertasi_06-12-2023 cover1.png]
Preview
Image
C013181014_disertasi_06-12-2023 cover1.png

Download (246kB) | Preview
[thumbnail of C013181014_disertasi_06-12-2023 1-2.pdf] Text
C013181014_disertasi_06-12-2023 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of C013181014_disertasi_06-12-2023 dp.pdf] Text
C013181014_disertasi_06-12-2023 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of C013181014_disertasi_06-12-2023.pdf] Text
C013181014_disertasi_06-12-2023.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract (Abstrak)

YUSRA PINTANINGRUM. Pengaruh Polimorfisme CYP2C19 dan ABCB1 dengan In-stent Restenosis Paska Intervensi Koroner Perkutan: Studi Kohort Retrospektif di Nusa Tenggara Barat (dibimbing oleh : Irawan Yusuf, Idar Mappangara, Muzakkir Amir)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara polimorfisme CYP2C19 dan ABCB1 dengan ISR paska IKP, serta mengetahui hubungan faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan IKP.
Metode : Pasien yang telah menjalani IKP dengan stent sebelumnya, direncanakan angiografi koroner elektif dengan batas waktu minimal 3 bulan setelah tindakan pertama untuk menilai ISR. Sampel darah diambil menggunakan darah vena. Jenis spesimen berupa whole blood dalam tabung EDTA, dengan volume 3 ml, stabilisasi selama 3 hari pada suhu ruang (25-30oC) atau 7 hari pada 2-8oC. Pemeriksaan genotip CYP2C19 dan ABCB1 (C3435T, rs1045642) menggunakan prinsip Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP). Metode statistik menggunakan multivariat dengan regresi logistik dengan nilai signifikan p<0,05 , menghitung odd ratio dan interval kepercayaan 95%.
Hasil : Dari hasil penelitian, didapatkan adanya hubungan terbalik antara usia dengan ISR (p=0,013, r=-0,520, OR=0,594). Pemasangan Bare Metal Stent (BMS) berhubungan dengan ISR ( p= 0,023, OR = 2651,448), begitu juga dengan penggunaan clopidogrel (p=0.032, OR =76,271). Faktor komorbid yang berhubungan dengan ISR adalah hipertensi (p= 0,028, OR 120,652) dan penyakit ginjal dengan eGFR <60 (p=0,031, OR191,266). Apo B juga berhubungan dengan ISR namun berbanding terbalik (p = 0,047, r = -,377, OR= 0,686). Sedangkan diabetes melitus (p=0,274) dan merokok (p= 0,113) tidak berhubungan dengan ISR. Pada pemeriksaan CYP2C19, sebanyak 65,9% didapatkan loss of function (LoF), dengan alel *2/*3 dan Wild Type sebanyak 34,1%. Sedangkan pada ABCB1 didapatkan alel AG 49,4%, GG 29,4%, dan AA 21,2%. Dari data pasien yang diperiksa CYP2C19 di RSUD Provinsi NTB, yang mengalami loss of function (LoF) terbanyak adalah suku Sasak yaitu 36 pasien (64,3%) dari keseluruhan LoF. Dalam penelitian ini terdapat hubungan signifikan antara polimorfisme CYP2C19 dengan ISR (p= 0,049,OR= 1112,13) dan tidak terdapat hubungan antara ABCB1 dengan ISR pada pasien PJK yang menjalani IKP, baik dengan alel AG maupun AA (p=0,121 , p=0,360, berurutan).

Item Type: Thesis (Disertasi)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Ilmu Kedokteran
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 31 Oct 2024 00:23
Last Modified: 31 Oct 2024 00:23
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38603

Actions (login required)

View Item
View Item