Rahman, Rahima (2024) DAMPAK PENAMBATAN JANGKAR KAPAL TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTOS PADA KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PULAU PODANG-PODANG LOMPO KABUPATEN PANGKEP = THE IMPACT OF SEAGRASS BED SHIP ANCHORING ON THE MEIOBENTHOS COMMUNITY STRUCTURE IN PODANG-PODANG LOMPO ISLAND, PANGKEP, INDONESIA. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
L032211002_tesis_27-08-2024 cover1.jpg
Download (362kB) | Preview
L032211002_tesis_27-08-2024 bab 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (490kB)
L032211002_tesis_27-08-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (232kB)
L032211002_tesis_27-08-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 25 October 2026.
Download (780kB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang, Kegiatan penambatan kapal dengan menggunakan jangkar tidak hanya merusak komunitas lamun tetapi juga berdampak pada organisme yang berasosiasi dengannya, seperti meiobenthos. Meiobentos adalah hewan bentik mikroskopis yang berukuran lebih kecil dari 1 mm tetapi tertahan dalam saringan 0,04 mm. Meiobentos memainkan peran penting dalam banyak proses ekologi, terutama dalam siklus nutrisi dan keseimbangan ekosistem lamun. Namun aktivitas manusia seperti penambatan kapal dengan menggunakan jangkar dapat merusak padang lamun dan berdampak negatif pada organisme yang berasosiasi dengannya, termasuk meiobenthos. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk Menganalisis kelimpahan meiobentos pada luas bekas tambatan jangkar kapal dan kedalaman yang berbeda serta menganalisis perbandingan kelimpahan meiobentos pada area tambatan jangkar kapal nelayan dan bukan area tambatan di Pulau Podang-Podang Lompo Kabupaten Pangkep. Metode pengambilan sampel meiobenthos dilakukan di daerah bekas luka lamun oleh jangkar kapal (BLL) dan area lamun (AL). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan corer berdiameter 2,5 cm dan panjang 30 cm. Sedimen dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm. Sedimen disaring menggunakan sieve net dengan ukuran mata jaring 0,1 mm dan 1,0 mm untuk mendapatkan meiobenthos. Sampel diawetkan dalam formalin 70% yang telah ditambahkan dengan rose bengal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan lamun akibat jangkar kapal mempengaruhi distribusi dan kelimpahan meiobenthos, kelimpahan meiobenthos di padang lamun lebih tinggi dibandingkan dengan area bekas luka lamun. Penelitian ini juga menemukan bahwa di semua kategori ukuran luas area (<10 m², 10-12 m², >12 m²), kelimpahan organisme di padang lamun (AL) selalu lebih tinggi daripada di area bekas luka lamun (BLL). Pada kategori <10 m², kelimpahan meiobenthos di BLL adalah 27.841,4 ind/m², sementara di AL mencapai 51.834,9 ind/m². Kedalaman sedimen juga mempengaruhi kelimpahan meiobenthos, dengan padang lamun menunjukkan kelimpahan lebih tinggi di semua kedalaman (0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm). Uji Two Way ANOVA menunjukkan bahwa kedalaman dan luas area tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kelimpahan meiobenthos di area tambatan (kedalaman: p = 0,868; luas area: p = 0,869), dan interaksi antara keduanya juga tidak signifikan (p = 0,134). Kesimpulan penelitian ini menemukan bahwa kelimpahan meiobenthos bervariasi secara signifikan di berbagai area bekas tambatan jangkar kapal. Secara khusus, area lamun (AL) secara konsisten menunjukkan kelimpahan meiobenthos yang lebih tinggi dibandingkan dengan area bekas luka lamun (BLL).
Keywords : meiobenthos, padang lamun, kerusakan lamun, jangkar kapal, Pulau Podang-Podang Lompo, Pangkep.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Meiobenthos, seagrass meadow, seagrass damage, ship anchor, Podang-Podang Lompo Island, Pangkep. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 30 Oct 2024 02:24 |
Last Modified: | 30 Oct 2024 02:24 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38578 |