KUALITAS HIDUP PASIEN HIPERTENSI DI INDONESIA DIUKUR DENGAN INSTRUMEN EQ-5D-5L VERSI BAHASA INDONESIA

LISTIA. Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Di Indonesia Diukur Dengan Instrumen EQ-5D-5L Versi Bahasa Indonesia. (dibimbing oleh Bustanul Arifin dan Elly Wahyudin).

Latar belakang. WHO melaporkan bahwa jumlah orang dengan hipertensi (HT) terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi HT pada individu berusia ≥18 tahun mengalami peningkatan dari 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2018. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk (i)menghitung nilai skor indeks EQ-5D-5L pada orang dengan HT rawat jalan di tiga wilayah Indonesia (Barat, Tengah, dan Timur) berdasarkan karakter sosiodemografi dan kondisi klinis orang dengan, (ii) mengidentifikasi faktor-faktor yang paling mempengaruhi skor indeks EQ-5D. Metode. Penelitian ini dengan desain cross sectional, yang pengumpulan data dilakukan di fasilitas kesehatan primer dan sekunder di tiga wilayah Indonesia (Barat, Tengah dan Timur). Untuk data sosiodemografi, dilakukan wawancara partisipan dan mereka mengisi instrumen EQ-5D-5L versi bahasa Indonesia. Sedangkan, untuk data kondisi klinis, dilakukan peninjauah rekam medis. Skor indeks diperoleh dengan menggunakan value set EQ-5D-5L untuk Indonesia. Analisis deskriptif (uji Chi Square dan Forestplot) dan pemodelan (regresi ordinal berganda) diterapkan untuk menguji variabel penjelas, khususnya variabel sosiodemografi dan klinis, yang secara signifikan mempengaruhi skor indeks EQ-5D-5L. Hasil. Total 1239 (Indonesia Barat: 358; Tengah: 451; dan Timur: 430) partisipan. Secara keseluruhan, skor indeks EQ-5D-5L partisipan 0.83 (CI 95% 0.82-0.84). Partisipan pada layanan primer di wilayah Barat dan Timur Indonesia memiliki skor tertinggi (0.89 dan 0.9). Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi penurunan skor indeks EQ-5D-5L adalah: (i) Indonesia wilayah Tengah; (ii) fasilitas kesehatan sekunder; (iii) usia >60 tahun; (iv) Tingkat pendidikan tertinggi SMP); (v) tidak memiliki pekerjaan; (vi) tiga atau lebih komorbiditas; (vii) mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat HT; (viii) ditemani pendamping saat berobat; dan (ix) tekanan sistolik lebih tinggi. Kesimpulan. Nilai skor indeks EQ-5D-5L dalam penelitian ini dapat digunakan dalam penilaian ekonomi kesehatan. Partisipan di Indonesia Bagian Tengah (terutama di fasilitas sekunder) lebih cenderung melaporkan masalah pada dimensi nyeri. Edukasi tentang hidup sehat harus terus ditingkatkan.