La Taha, La Taha (2024) STUDI OPERASIONAL PENGEMBANGAN MODEL TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (TPPS) DESA DI KECAMATAN BATUI SELATAN KABUPATEN BANGGAI PROPINSI SULAWESI TENGAH = OPERATIONAL STUDY DEVELOPMENT OF THE VILLAGE STUNTING REDUCTION ACCELERATION TEAM (TPPS) MODEL IN BATUI SELATAN SUB-DISTRICT, BANGGAI DISTRICT, CENTRAL SULAWESI PROVINCE. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
K042221007_tesis_11-09-2024 cover1.png
Download (370kB) | Preview
K042221007_tesis_11-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
K042221007_tesis_11-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (334kB)
K042221007_tesis_11-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 21 October 2026.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang.Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat desa mempunyai peran penting dalam menurunkan stunting di Indonesia. Namun keberadaanya belum banyak ditemukan di desa. Tujuan. Studi ini ingin mengeksplorasi pengembangan model TPPS desa di Kecamatan Batui Selatan. Metode. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan 19 informan. dilaksanakan 3 bulan di Desa Ombolu, Sinorang dan Bonebalantak. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (in-depth interview), Focus Group Discussions (FGD), dan formulir pengumpulan data. Pengolahan dan analisis data kualitatif dengan mencari kata kunci selanjutnya dilakukan analisis isi (content analysis) dan proses berpikir induktif. Hasil. Penelitian ini menemukan bahwa semua informan sudah mengenal stunting, mayoritasnya pernah mendengar TPPS, dan semua sepakat bahwa TPPS belum terbentuk. Semua informan menyatakan bahwa intervensi sensintif dan spesifik sudah dilaksanakan oleh pemerintah desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan kader posyandu. Terdapat hambatan dalam membentuk TPPS desa, diantaranya: presepsi pemerintah desa bahwa sudah ada tim yang terbentuk, adanya opini bahwa setiap membentuk tim selalu disertai dengan honor, keterbatasan sumber daya manusia serta belum ada sosialisasi. Solusi mengatasi hambatan yakni dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pemangku kepentingan desa melalui pendekatan persuasif dan informatif. TPPS yang terbentuk telah mengidentifikasi masalah berupa: pemberian intervensi satu kali/tahun, pelaksanannya kurang tepat, aturan penggunaan dana desa yang menimbulkan kesalahpahaman antara pelaksana intervensi. Masalah lain yang diperoleh adalah ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan untuk mengetahui pertumbuhan janin terhambat (PJT), terdapat pasangan usia subur (PUS) dengan Unmet Need, balita tidak dipantau perkembangannya, tata laksana gizi buruk sulit diterapkan, calon pengantin tidak maksimal didampingi, catin anemia dan kurus kurang mendapatkan tablet MMN. Pemberian penyuluhan meningkatkan pengetahuan anggota TPPS. Terdapat 2 (dua) desa yang memiliki TPPS telah melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa makanan lengkap dan susu pada ibu hamil dan balita berisiko diawal tahun dengan menggunakan dana talangan. Kesimpulan. TPPS desa yang dibentuk dan didampingi dapat melakukan identifikasi masalah yang berhubungan dengan upaya percepatan penurunan stunting, sehingga TPPS desa dapat membuat perencanaan dan melaksanakan pemberian PMT berupa makanan lengkap dan susu pada ibu hamil dan balita berisiko diawal tahun dengan menggunakan dana talangan.
Kata Kunci: Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Stunting
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stunting Raduction Acceleration Team (TPPS). Stunting. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kesehatan Masyarakat > Ilmu Gizi |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 28 Oct 2024 02:08 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 02:08 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38393 |