Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Kabupaten Gowa = Utilization of Home Yards to Increase Household Income in Gowa Regency

Latar Belakang. Saat ini dengan berkembangnya teknologi, manusia mulai berpikir untuk mendapatkan solusi agar dapat memanfaatkan lahan yang kini masih tersedia dapat produktif kembali. Salah satu cara yang dapat diterapkan kepada masyarakat khususnya di daerah perkotaan yaitu pemanfaatan lahan pekarangan dalam mendukung ketersediaan pangan masyarakat dan menambah pendapatan rumah tangga. Seiring dengan perkembangan zaman, ketersediaan lahan pertanian sangat minim dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Pekarangan menjadi salah satu solusi penggunaan lahan dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik, keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan pekarangan yang berpotensi dalam mendukung ketersediaan pangan keluarga dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Gowa. Metode. Penelitian ini dilaksanakan pada pekarangan yang terletak di Kabupaten Gowa dengan mengambil sampel di Kecamatan Barombong, Kecamatan Bontonompo, dan Kecamatan Pattalassang. Pada kecamatan dipilih 1 Kelompok Wanita Tani (KWT) penerima pogram Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang berada pada Desa Kanjilo, Desa Kalabarembeng, dan Desa Borong Pa’lala. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapang, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposiv sampling Hasil. Berdasarkan klasifikasi ukuran di Desa Kanjilo dan Desa Kalabarembeng 50% dan 60% pekarangan dengan kategori sempit. Berbeda dengan pekarangan Desa Borong pa’lala 40% kategori sedang dan 30% kategori besar. Zona depan pekarangan di tiga desa paling banyak ditanami tanaman hias sedangkan pada zona belakang untuk budidaya tanaman pangan. Tanaman strata I dan II mendominasi di pekarangan di ketiga desa tersebut, sesuai dengan daya dukung pekarangan ukuran sempit dan sedang. Di ketiga desa memiliki keankeragaman tanaman yang hampir sama yaitu dengan kategori sedang. Kesimpulan. Kontribusi hasil pekarangan ini secara langsung belum dapat menunjang konsumsi pangan dan belum menambah pendapatan secara signifikan. Adapun rekomendasi pengelolaan pekarangan kampung yang berkelanjutan yaitu KWT setiap desa diberikan pemahan tentang pertanian pengelolaan pekarangan kampung, menyediakan lahan untuk lokasi kebun bibit kelompok yang berada diatas tanah desa atau pemerintah, selanjutnya pengoptimalan pekarangan kwt, menghasilkan produk bernilai tinggi, dan diperlukan pemasaran kolektif melalui pengembangan koperasi unit desa.

Keywords : Pekarangan, Pangan, tanaman hias, pendapatan.