Fitra, Idhul Ade Rikit (2024) PERBANDINGAN ANTARA SUPRA-INGUINAL FASCIA ILIACA BLOCK DENGAN INFRA-INGUINAL FASCIA ILIACA BLOCK TERHADAP INTERLEUKIN-6, SKOR NUMERIC RATING SCALE, RESCUE OPIOID, DAN MOTOR SPARRING PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI TOTAL HIP ARTHOPLASTY DENGAN SPINAL ANESTESI = Comparison of Supra-inguinal Fascia Iliaca Block (S-FIB) with Infraingunal Fascia Iliaca Block (I-FIB) in Total Hip Arthroplasty (THA) Surgery based on Interleukin-6 (IL-6) Level, Numeric Rating Scale (NRS), Rescue Opioid, and Motor-Sparring. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
C135192004_tesis_11-09-2024 cover1.png
Download (144kB) | Preview
C135192004_tesis_11-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
C135192004_tesis_11-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
C135192004_tesis_11-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 14 October 2026.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, secara tipikal, terdapat kerusakan jaringan baik aktual atau potensial. Patah tulang pinggul adalah patah tulang bagian atas tulang paha, biasanya mengakibatkan nyeri pangkal paha dan paha. Manajemen nyeri sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pascaoperasi dan mempercepat pemulihan, sehingga teknik multimodal termasuk Block saraf perifer sangat disukai untuk analgesia pasca operasi. Tujuan untuk mengetahui mana yang lebih unggul, Block saraf fasia iliaca supra-inguinal atau infra-inguinal. Metode: Sebanyak 30 sampel pasien, dengan status fisik ASA I-II, kelompok usia 20-85 tahun, yang akan menjalani prosedur THA dengan Anestesi Spinal dan setuju mengikuti penelitian ini. Desain penelitian uji acak tersamar ganda dengan menilai IL-6, NRS, rescue opioid, dan motor-sparring. Hasil: Terbagi dalam dua kelompok yaitu S-FIB dan I-FIB sebanyak 15 pasien tiap kelompok. Pada perhitungan kadar IL-6, S-FIB jauh lebih unggul dibandingkan I-FIB pada uji SP0 (preoperasi), SP1 dan SP2 (pascaoperasi) (P<0,05), artinya S-FIB kadar IL-6 jauh lebih menurun. Terdapat perbedaan bermakna nilai NRS pada S-FIB dibandingkan dengan I-FIB pada jam ke 6,12, dan 24 (P<0,05), didaptkan S-FIB tidak ada keluhan nyeri selama 24 jam. Pada I-FIB terdapat 4 pasien nilai NRS lebih dari 4 sehingga dilakukan rescue opioid. Sedangkan pada pemeriksaan motor-sparring setelah pemberian Block saraf perifer, S-FIB tidak ada kelemahan otot dibandingkan I-FIB terdapat kelemahan otot di jam ke-6 dan 12 (P<0,05). Sehingga, S-FIB jauh lebih unggul dalam manangani nyeri dan minimal komplikasi pascaoperasi THA dibandingkan dengan I-FIB. Kesimpulan: Block saraf perifer S-FIB jauh lebih unggul dalam manajemen nyeri pasca operasi dan tidak ada efek samping kelemahan otot dibandingkan dengan I-FIB, pascaoperasi THA.
Keywords : Fasia Iliaca Block, Patah Tulang Pinggul, Nyeri, Interleukin-6
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fascia iliaca Block, Hip Fracture, Pain, Interleukin-6. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Anestesiologi |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 23 Oct 2024 00:51 |
Last Modified: | 23 Oct 2024 00:51 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38170 |