Analisis Produksi dan Pendapatan Kopi Arabika

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia dibandingkan tanaman perkebunan lainnya. Salah satu permasalahan di sektor perkebunan kopi adalah ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi kopi di pasar dunia. Kabupaten Enrekang merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Sulawesi Selatan dengan produksi kopi sebanyak 9.106.000 ton pada tahun 2022. Penggunaan input usahatani padi yang belum optimal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kopi arabika serta mengetahui pendapatan usahatani kopi arabika di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Faktor produksi dianalisis menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 variabel secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi padi yaitu luas lahan, tenaga kerja pengangkutan hasil panen, tenaga kerja pemangkasan, tenaga kerja penyiangan, tenaga kerja panen, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk NPK, dan herbisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan, tenaga panen, tenaga pemangkasan, tenaga penyiangan, buruh panen, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk NPK, dan herbisida berpengaruh nyata terhadap produksi kopi di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Sedangkan 3 variabel lainnya yaitu tenaga kerja pemupukan, tenaga angkut hasil panen dan jumlah tanaman produktif tidak berpengaruh nyata terhadap usahatani kopi di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.