PENGARUH TEKNOLOGI AUDIT BERKELANJUTAN, STRUKTUR TUGAS DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KINERJA PENERAPAN PERTIMBANGAN RISIKO KECURANGAN PADA AUDITOR SEKTOR PUBLIK = THE EFFECT OF CONTINUOUS AUDIT TECHNOLOGY, TASK STRUCTURE, AND AUDITOR COMPETENCE ON FRAUD RISK ASSESSMENT PERFORMANCE OF AUDITORS IN PUBLIC SECTOR

PENGARUH TEKNOLOGI AUDIT BERKELANJUTAN, STRUKTUR TUGAS DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KINERJA PENERAPAN PERTIMBANGAN RISIKO KECURANGAN PADA AUDITOR SEKTOR PUBLIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dari pengaruh interaksi teknologi audit berkelanjutan, struktur tugas dan kompetensi auditor terhadap kinerja pertimbangan risiko kecurangan pengadaan barang dan jasa pada organisasi sektor publik. Kinerja pertimbangan risiko kecurangan yang optimal oleh auditor pada sektor publik dapat mencegah terjadinya potensi kerugian keuangan negara akibat dari kecurangan dengan cara menginteraksikan unsur teknologi, tugas dan individu ketika melakukan identifikasi penilaian risiko kecurangan. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan true experimental design dan faktorial campuran 2x2x2. Metode faktorial campuran ini membentuk 4 (empat) kelompok di mana masing-masing kelompok diberikan perlakuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan menggunakan test, observasi, dan dokumentasi. Objek penelitian yang diajukan sebagai partisipan adalah auditor yang bertugas di BPK RI pada Kantor Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 69 (enam puluh sembilan) personil. Metode pemilihan sampel terhadap calon partisipan akan diseleksi terlebih dahulu dengan teknik purposive.
Analisis data penelitian menggunakan metode ANOVA sebagai cara untuk mendapatkan bukti empiris dari hipotesis-hipotesis yang diajukan, khususnya, pengaruh interaksi dua dan tiga arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi audit berkelanjutan, struktur tugas dan kompetensi auditor masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pertimbangan risiko kecurangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa interaksi dua arah, yaitu teknologi audit berkelanjutan dan struktur tugas maupun antara struktur tugas dan kompetensi auditor memperkuat kinerja pertimbangan risiko kecurangan. Sedangkan interaksi dua arah antara teknologi audit berkelanjutan dan kompetensi auditor maupun interaksi tiga arah, yaitu antara teknologi audit berkelanjutan, struktur tugas dan kompetensi auditor tidak memperkuat pengaruh masing-masing interaksi terhadap kinerja pertimbangan risiko kecurangan.