DESAIN PENGEMBANGAN AGROFORESTRI PADA LAHAN KRITIS DI KECAMATAN BANGKALA DAN BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO = Development Design on Critical Land in Bangkala and Bontoramba Districts, Jeneponto Regency, South Sulawesi

Yetri Gloria Julitha. Desain Pengembangan Agroforestri pada Lahan Kritis di Kecamatan Bangkala dan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Indonesia (dibimbing oleh Samuel A. Paembonan dan Syamsuddin Millang).
Kecamatan Bangkala dan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto mempunyai lahan kritis yang rentan terhadap degradasi tanah dan erosi akibat aktivitas manusia dan faktor alam. Salah satu pendekatan efektif dalam rehabilitasi lahan kritis dan pengelolaan lahan berkelanjutan adalah melalui praktek agroforestri. Pengembangan agroforestri di wilayah tersebut berpotensi meningkatkan kesuburan tanah, menjamin keberlanjutan sumber daya alam, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pola pengembangan agroforestri pada lahan kritis di Kecamatan Bangkala dan Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data meliputi data primer melalui observasi, wawancara, dan pengambilan sampel tanah, dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis data terdiri atas analisis sosial, analisis kesesuaian lahan, dan analisis finansial untuk menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondidi lahan di lokasi penelitian secara umum tergolong lahan kritis. Ada beberapa species pohon eksisting yang tumbuh baik di lokasi penelitian dan sesuai pertumbuhannya pada iklim kering, antara lain: sengon buto, suren, jati putih, jati lokal, lontar, dan kapuk randu dan jenis tanaman buah-buahan yang tumbuh baik seperti jambu mente, rambutan, mangga, kemiri dan sukun. Perancangan agroforestri yang sesuai lanskap peruntukan lahan direkomendasikan beberapa pola, yaitu: Pola Pagar (trees along border) untuk Kebun/Ladang; pola lorong untuk alley cropping pada lahan miring, pola acak pada Home Garden atau pekarangan rumah, dan pola pergiliran tanaman non agroforestri untuk sawah tadah hujan. Jenis pohon yang direkomendasikan pada pola home garden (cara random) yang ditanam di sekitar rumah penduduk atau punggung bukit adalah tanaman campuran dari sengon buto, suren, jati putih, dan jati lokal, jenis tanaman buah-buahan seperti jambu mente, rambutan, mangga, kemiri dan sukun, dan tanaman komoditi seperti pala dan kopi serta tanaman semusim untuk kebutuhan subsisten petani; untuk pola pagar di sekeliling kebun atau ladang yang sekaligus berfungsi sebagai pembatas kebun dapat ditanam jenis lontar, jati lokal, kapuk randu, suren dan kemiri; pada pola alley cropping (untuk lahan miring) ditanam jenis leguminosae atau jenis MPTs sebagai penguat teras yang juga dapat dipangkas dan dijadikan sebagai pupuk organik dan mulsa serta daunnya sebagai makanan ternak seperti glerisidia, lamtoro dan sengon, sedangkan tanaman di lorongnya berupa tanaman komoditi dan jenis tanaman tahunan seperti cabai, kedelai, sayur mayur. Pada lahan datar dapat ditanam jenis komoditi dan tanaman semusim, seperti: cabai, kedelai, sayur mayur. Khusus untuk sawah tadah hujan dilakukan pergiliran tanaman antara tanaman padi pada musim hujan dan tanaman legum seperti kedele dan kacang tanah pada musim kemarau.

Kata kunci: Agroforestri, Desain Pengembangan, Lahan Kritis, Produktivitas lahan