PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN COVID-19 DI RSUD DJAFAR HARUN KOLAKA UTARA MENURUT UNDANG-UNDANG KESEHATAN=Legal Protection For Health Workers In Handling Covid-19 at Djafar Harun Hospital, North Kolaka According to The Health Law

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 di RSUD Djafar Harun Kolaka Utara menurut Undang-Undang Kesehatan dan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19 di rumah sakit.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris dengan menggunakan data lapangan sebagai fokus utama dan peraturan perundang-undangan sebagai sumber data, yang dilakukan di RSUD H.M. Djafar Harun Kolaka Utara. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer hasil wawancara dan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, jurnal, dan buku, dianalisis secara kualitatif dengan analisis isi deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 di RSUD Djafar Harun Kolaka Utara diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada masa pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus seperti pemberian insentif dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien Covid-19 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 serta mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan untuk penanganan Covid-19 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/215/2020. Beberapa kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di RSUD Djafar Harun Kolaka Utara dalam menangani pasien Covid-19 antara lain minimnya alat pelindung diri (APD) yang memadai, terbatasnya sosialisasi protokol Covid-19, regulasi yang sering berubah, serta terbatasnya ketersediaan laboratorium dan obat untuk penanganan Covid-19. Data menunjukkan peningkatan tajam jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 dari tahun 2020 ke tahun 2021, diduga karena kendala tersebut.