Suherman, Suherman (2024) MACCERA’ BULU SEBAGAI BENTUK IZIN PENGAMBILAN BATU DI DESA ALLAKUANG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG: KAJIAN SEMIOTIKA = MACCERA' BULU AS A FORM OF PERMIT TO TAKE STONES IN ALLAKUANG VILLAGE, SIDENRENG RAPPANG DISTRICT: SEMIOTIC STUDY. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
F021191058_skripsi_06-06-2024 cover1.png
Download (143kB) | Preview
F021191058_skripsi_06-06-2024 1-2.pdf
Download (825kB)
F021191058_skripsi_06-06-2024 dp.pdf
Download (575kB)
F021191058_skripsi_06-06-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 28 August 2026.
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Suherman. 2023 Skripsi ini berjudul “Maccera’ Bulu Sebagai Bentuk Izin Pengambilan Batu di Desa Allakuang Kabupaten Sidenreng Rappang: Kajian Semiotika”. (Dimbimbing Dafirah dan Firman Saleh).
Masyarakat Desa Allakuang Kabupaten Sidenreng Rappang, memiliki tradisi sebagai bentuk rasa syukur serta harapan agar selama proses pengambilan batu gunung, masyarakat setempat selalu dilindungi dan diberi keselamatan oleh yang Maha Kuasa. Tujuan penelitian ini mengungkap (1) bentuk simbol pada tradisi Maccera’ Bulu di Desa Allakuang Kabupaten Sidrap dan (2) makna simbol dalam tradisi Maccera’ Bulu di desa Allakuang Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yang mengkaji tentang simbol dan makna yaitu pendekatan semiotika, dengan mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Charles Sanders Peirce. Adapun informan data penelitian ini adalah masyarakat Allakuang, pengusaha batu gunung, dan panre batu. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Penelitian lapangan dengan teknik observasi, wawancara, perekaman, pencatatan dan penelitian pustaka.
Hasil Penelitian Dalam tradisi Maccera’ Bulu, di temukan sembilan simbol yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat desa Allakuang yang menjalankan tradisi Maccera’ Bulu. Adapun simbolnya yaitu Dara Olokkolo (darah hewan) melambangkan persembahan. Sokko’ (nasi ketang) menjadi simbol persatuan, mencerminkan kesatuan pada masyarakat. Tello Manu’’ (telur ayam) melambangkan regenerasi, sementara lilin menjadi simbol pencerahan, mewakili harapan akan kehidupan yang cerah. Loka (pisang) dianggap sebagai simbol penghargaan doa atau harapan. Minynya bau’’ (minyak rempah) melambangkan kelancaran dan berkah. Dupa dijadikan simbol perlindungan, berkomunikasi dengan kekuatan yang lebih tinggi. Benno menjadi simbol kehidupan, mengandung harapan dan doa kepada Sang Pencipta. Baki’ mewakili kebersamaan, menunjukkan persatuan, kesatuan, dan kebersamaan di antara masyarakat.
Kata kunci: Tradisi, Maccera’ Bulu, Simbol
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradition, Feather Macceraq, Symbol |
Subjects: | P Language and Literature > PC Romance languages |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Bugis-Makassar |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 04 Sep 2024 02:16 |
Last Modified: | 04 Sep 2024 02:16 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/36636 |